Oleh: H. Sofyan Farid Lembah
Jelang 30 September 2021 mengunjungi bersilaturahim dengan pemuka masyarakat sangatlah penting. Ini bukan sekedar bernostalgia tapi saling berpesan pesan. Pasca gagal total upaya coup d’etat di 30 September 1965, cerita heroik mahasiswa/i Sulawesi Tengah di Asrama Bintaran Tengah Jogyakarta sangatlah mengharukan. Bentrokan dengan kader PKI di sepanjang Kali Code memberi informasi tak sedikit kepada kader kader HMI bahwa PKI itu memang ada. Sejarah kelamnya memang benar adanya.
Dengan semangat ibu Dr. Nursyidah Bantilan menjelaskan bagaimana kiprah mahasiswa Bintaran Tengah melewati masa masa sulit itu. Belum cerita bagaimana Hamzah Tiku muda menyelamatkan tokoh NU pimpinan Banser GP Anshor saat itu, Subhan ZE dengan kemampuan Prana Saktinya membuat para pemuda PKI yang mengepung dengan senjata tajam tak mampu bergerak sedikitpun apalagi menyentuh tubuh tokoh pemuda itu.
Ceritapun bergeser sampai pada legacy bagaimana bapak Dr. Moh Ma’ruf Bantilan, MM membangun Kabupaten Tolitoli yang beliau cintai. Sebagai pensiunan birokrasi, mantan bupati sekaligus akademisi beliau memang kaya dengan berbagai informasi yang jarang dipublikasikan. Godfather Kabupaten Tolitoli ini adalah tokoh penting pada zamannya yang bersama istri tercintanya membangun Universitas Madako untuk mencetak SDM berkualitas di Tolitoli.
Silaturahim di pagi hari dalam jamuan Songkolo dan Nasi Kuning sangatlah berkesan.
Tokoh muda KAHMI dan HMI di Toli Toli sangatlah beruntung masih memiliki tokoh panutan. Dialog kekeluargaan mengalir hingga sampai pada suatu titik, bagaimana menghadapi Akhir Zaman ini. Silaturahiim terjalin dan pesan akhir zaman didapatkan.
Kabupaten Toli Toli saat ini sangat membutuhkan dialog dialog seperti ini. Singkat dan padat penuh rasa kekeluargaan. Kekeluargaan adalah modal besar dalam membangun jiwa dan badan penguasa serta masyarakat. Ini tak boleh hilang. Tak boleh anggota masyarakat seorangpun yang ditinggalkan dalam derap laju pembangunan. Semua komponen harus mengambil peran aktif lakukan perubahan yang diinginkan bersama. Design pembangunan lewat kampus Madako adalah sebuah keniscayaan. Kampus, Pemerintah Kabupaten, Partai Politik dan Para pemuka agama inilah modal besar membangun Tolitoli yang Bermartabat. Bahaya latent komunis tak akan bisa mengalahkan design ini. Insya Allah, HMI disundang semakin menendang!!!
Wabillahit taufiq wal hidayah.