Palu, trustsulteng – Gubernur diwakili Kadis Kehutanan Provinsi Sulteng Muhammad Neng, S.T., M.M resmi membuka High Level dialog bertema pendekatan manajemen terintegrasi dan berkelanjutan dalam mendukung Integrated Coastal Management (ICM) and Marine Protected Area (MPA), di Hotel Gransya, Kamis 23 Oktober 2025.
Penerapan ICM dan MPA erat kaitannya pembangunan ekonomi biru yang selaras dengan prinsip keberlanjutan lingkungan, kesejahteraan masyarakat serta ketahanan ekosistem di kawasan laut dan pesisir.
Kedua model tata kelola ini diterapkan dalam program ASEAN ENMAPS atau ASEAN Network for Marine and Coastal Protected Areas, bertujuan meningkatkan kapasitas pengelolaan kawasan, khususnya perairan di wilayah pesisir dan taman nasional di tiga negara ASEAN yakni Indonesia, Filipina dan Thailand.
Salah satu taman nasional di Indonesia yang menjadi project ASEAN ENMAPS ialah Taman Nasional Togean di Kabupaten Tojo Unauna.

Dalam sambutan gubernur, Kadis Muh. Nenk berterima kasih dan mengapresiasi project yang digagas bersama oleh ASEAN Centre for Biodiversity dan United Nations Development Programme (UNDP), guna memperkuat jaringan kawasan perlindungan laut dan pesisir serta meningkatkan kolaborasi pengelolaan antar institusi baik dari dalam maupun luar negeri.
Ia lalu menegaskan pesan kunci bahwa masa depan Sulteng sangat ditentukan dari cara kita mengelola kawasan hutan, laut dan pesisir secara terpadu.
Sekaitan dengan itu, beberapa payung hukum konservasi yang kuat serta relevan dengan High Level Dialog sudah dipunyai Sulteng.
Dimulai dari Perda Nomor 10 Tahun 2017 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K); Perda Nomor 5 Tahun 2021 tentang Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Perda Nomor 3 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan; Perda Nomor 1 Tahun 2023 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2023-2042 hingga Perda Nomor 5 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Kelautan dan Perikanan.
“Payung hukum tersebut juga selaras dengan visi Berani Mewujudkan Sulawesi Tengah sebagai Wilayah Pertanian dan Industri yang Maju dan Berkelanjutan tahun 2025-2029,” tegas Kadis Kehutanan Muh. Nenk.
Sementara Direktur Konservasi Kawasan Kementerian Kehutanan RI Sapto Aji Prabowo, S.Hut., M.Sc menegaskan konservasi adalah investasi jangka panjang untuk menjamin keberlanjutan dari kekayaan hutan, laut dan pesisir tetap lestari bagi anak cucu kita di masa depan.

Olehnya itu, high level dialog ditegaskannya sangat krusial menyelaraskan langkah dan kolaborasi para pemangku kebijakan konservasi dari tingkat pusat hingga daerah.
“Saya harap dihasilkan komitmen nyata dalam gerakan aksi kolaborasi menjaga lingkungan,” ucapnya.
Turut mengikuti acara, Kadis Kelautan dan Perikanan Sulteng Moh. Arif Latjuba, S.E., M.Si, Bupati Tojo Unauna diwakili kadis pariwisata, perangkat daerah terkait, akademisi dan perwakilan organisasi nonpemerintahan.**
sumber: biro adpim/editor: yusrin
