Palu-Aktivis sekaligus Sekretaris Umum LBH Kabupaten Sigi, Sukri, S.H meminta kepada semua pihak baik itu di wilayah Kabupaten Sigi maupun Provinsi Sulteng, untuk terus menjalin koordinasi dan komunikasi yang baik dengan aparat hukum.
Dengan koordinasi dan komunikasi tersebut, suasana Kamtibmas dapat terjaga dengan baik di daerah masing-masing, utamanya menghadapi Pemilu Serentak Tahun 2024.
Menurut Sukri, harus ada komunikasi dan koordinasi yang baik antar seluruh pemangku kepentingan, sehingga Kamtibmas di daerah masing-masing selalu kondusif.
Sukri juga meminta kepada masyarakat untuk selalu menjaga hubungan antarumat beragama. Perbedaan hendaknya tidak menyebabkan masyarakat tercerai berai, namun harus menyatukan antara yang satu dengan lainnya.
”Di sini pentingnya terus menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama, sehingga antara umat beragama yang satu dan lainnya tetap harmonis,” kata Sukri dalam keterangannya, Kamis 9 Juni 2022.
Dengan demikian, kita harapkan ke depan seluruh wilayah di Provinsi Sulteng dan khususnys di Kabupaten Sigi, akan selalu aman dan damai,” sambungnya.
Sukri berharap, hubungan antar umat beragama di Kabupaten Sigi yang selama ini sudah terjalin dengan baik dapat terus dijaga dan terpelihara.
”Untuk itu, mari kita bersama-sama menjaga keharmonisan antarumat beragama yang selama ini telah terjalin dengan baik di Kabupaten Sigi,” tegasnya.
Selain itu, Sukri juga seluruh elemen masyarakat untuk menyamakan persepsi dan komitmen dalam upaya menangkal paham-paham radikalisme.
Pasalnya, jika hal ini dibiarkan serta tidak diantisipasi sedini mungkin, maka di pastikan akan mengancam kondisi keamanan serta harmonisasi di kalangan masyarakat.
“Mari kita sama-sama mendukung Polri dalam upaya menangkal paham-paham radikalisme yang dapat merusak harmonisasi, baik antar masyarakat maupun antar umat beragama,” katanya.
Kata Sukri, tidak satupun agama di negeri ini mengajarkan tentang kekerasan. Namun ada kelompok radikal menggunakan agama sebagai justifikasi pembenaranya untuk melakukan teror.
“Memang kadang ayat yang disampaikan benar, tetapi yang salah adalah interpretasi dan penggunaan ayat tersebut oleh kelompok radikal,” ungkapnya.
Karena itu, ia pun mengajak semua pihak untuk mewujudkan saling pengertian serta pemahaman yang sama dalam mengantisipasi serta mencegah muncul dan masuknya paham radikalisme yang berujung terorisme. *