PALU- Perusahaan pengolah tambang nikel, yang berpusat di Desa Topogaro Kabupaten Morowali, sangat menakutkan. Seperti penjajah gaya baru. Lahan lahan warga yang ditanami sawit tanpa prikemanusiaan dibabat. Perusahaan itu bernama PT Baoshuo Taman Industry Investment Group (BTIIG). Korbannya ibu Haenia, warga desa Ambunu. Lahan miliknya seluas 15 X 30 ditanami sawit diserobot alat berat milik BTIIG.
“Sudah lebih sebulan lahan sawitku dibabat perusahaan secara diam diam. Semua diumbangkan rata tanah, tanpa kami diberitahu. Perusahaan memang sangat brengsek,” kesalnya.
Besok harinya katanya, dia mendatangi kantor perusahaan di Desa Topogaro, mempertanyakan lahan nya diserobot secara diam diam tanpa sepengetahuan pemiliknya. Oleh pihak perusahaan hanya menjajikan akan mengganti rugi.
Seiring berjalan waktu, janji perusahaan tidak pernah ditepati. Pihaknya pun melakukan pemasangan pagar kawat disepanjang lahan.
Namun yang terjadi pihak perusahaan kembali membongkar pagar pembatas yang terpasang di lokasi lahan.
“Perusahaan betul betul sangat brutal dan ‘biadab’. Bukan nya mau mengganti rugi sawit kami yang mereka robohkan, malah tanah mereka mau kuasai dengan menggali parit, menimbun dan membongkar pagar,” dengan nada emosi, via telp, Senin, 3 Maret 2023.
Lanjut Haenia, pihaknya pagi tadi kembali mendatangi kantor perusahaan menanyakan komitmen perusahaan mau mengganti rugi. Bahkan sudah bertemu bos besarnya BTIIG, Mr Gao. Saat itu didampingi Erik, sebagai penerjemah.
“Mr Gao merespons laporanku, dengan memerintahkan Erik untuk menyelesaikan. Tapi lagi lagi Erik, memutar balik cerita dengan mempertanyakan asal usul tanah. Padahal sebelumnya, semua bukti kepemilikan tanah sudah diperiksa pihak perusahaan. Dan tidak ada masalah,” urainya.
Humas BTIIG, Erik saat dihubungi terkait penyerobotan lahan, tidak memberi tanggapan. Di telpon tidak diangkat. **