Palu, trustsulteng – Ketua Presidium PENA 98 Sulawesi Tengah, Hengky Idrus A. Mappangile, meminta secara tegas kepada Yahdi Basma agar tidak membawa nama PENA 98 dalam kegiatan kampanye politik terkait Pilkada Gubernur Sulawesi Tengah 2024. Hengky juga meminta agar logo PENA 98 tidak digunakan dalam atribut atau alat peraga kampanye (APK) yang mendukung calon pilihannya.
Hengky mengungkapkan hal ini dalam pernyataan resmi menanggapi perkembangan terbaru dinamika politik di Sulawesi Tengah. Menurutnya, sejumlah aktivis 98 di Sulawesi Tengah, termasuk yang tergabung dalam PENA 98, telah tersebar mendukung berbagai kandidat Pilgub sesuai preferensi politik masing-masing.
“Sayangnya, di tengah situasi saat ini, ada oknum aktivis 98 Sulawesi Tengah, yaitu saudara Yahdi Basma, yang notabene merupakan salah satu Presidium Nasional PENA 98, menggunakan organisasi PENA 98 dalam kampanye dan aktivitasnya untuk mendukung calon gubernur Rusdi Mastura,” kata Hengky, Jumat (18/10/2024).
Hengky menegaskan bahwa perjuangan reformasi 98 di Sulawesi Tengah adalah perjuangan bersama, bukan perjuangan individu. “Kita semua berdarah-darah, berkeringat, dan bertaruh nyawa untuk menumbangkan rezim Orde Baru. Setelah itu, kita secara sadar dan bersama-sama berhimpun dalam wadah perjuangan berikutnya, yaitu PENA 98,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Hengky menyatakan beberapa poin penting:
- Meminta Yahdi Basma untuk tidak membawa-bawa nama PENA 98 dalam mendukung calon gubernur pilihannya.
- Mencabut dan tidak menggunakan logo PENA 98 pada semua APK dan atribut dukungan untuk calon pilihannya.
- Mengajak seluruh aktivis 98, khususnya yang tergabung dalam tim sukses masing-masing kandidat Pilgub, untuk menjaga kohesi sosial dengan mengedepankan kampanye simpatik serta mempromosikan kelebihan masing-masing kandidat, baik dari segi rekam jejak maupun program-program kampanye.
Hengky berharap seluruh aktivis 98 tetap menjaga semangat perjuangan reformasi yang telah memperjuangkan perubahan di masa lalu, dengan menjunjung tinggi integritas dan tidak menggunakan organisasi perjuangan untuk kepentingan politik pribadi.
Yahdi Basma yang dikonfirmasi belum menjawab.***