JAKARTA – Tenaga Ahli Bidang Investasi dan Pembangunan Gubernur Sulawesi Tengah, Ronny Tanusaputra buka suara polemik pemberitaan Majalah Tempo yang menuding dirinya memfasilitasi perusahaan tambang Niungriam Energy dalam pengurusan legal opinion (LO) dan MODI. Ronny pun akhirnya gerah dengan narasi – narasi yang berkembang yang memiliki pretense mendiskriditkan dirinya.
Menurutnya, ia memang diwawancarai wartawan Majalah Tempo sekira tanggal 18 – 19 Januari 2022 sesuai dengan end to end WhatsApp. Ia juga telah melayangkan klarifikasi ke majalah itu. Baginya, sebagai tenaga ahli yang membidangi hal tersebut dan juga tim pengamanan investasi di Sulteng yang dibentuk gubernur, dirinya menerima laporan dari seorang teman yang memiliki teman mengurus LO Niungriam Energy.
Karena tugas dan fungsi, dirinya dilapori bahwa perusahaan itu dihambat dan selalu terhambat dalam proses administrasi. Telah ditekankan gubernur bahwa investasi mesti dikawal sesuai aturan dan perundang-undangan. Bahkan Presiden RI sendiri mengeluarkan Inpres No 11 sekaitan dengan Tim Percepatan Investasi yang melibatkan semua pihak. ‘’Jadi tidak benar kalau saya dituduh memfasilitasi. Memfasilitasi itu saya terlibat sejak awal perusahaan itu. Saya saja kenal tidak, hanya dilapori dihambat mengurus LO ya saya katakan kenapa terhambat? Sesuai aturan tidak? Kalau tidak sesuai aturan pasti tidak bisa,’’ akunya via telpon malam ini dari Jakarta.
Kenapa dihambat? ‘’Ya keterangan mereka ke saya selalu dimintai uang oleh oknum. Siapa oknum itu saya tau. Olehnya, saya laporkan penghambatan itu ke Bapak gubernur itu saja. Soal LO itu urusan pusat. Daerah mana punya kewenangan. Kami paham juga aturan,’’ ujarnya lagi.
Olehnya, kata Ronny kalau dirinya bekerja sesuai dengan tugas dan pokok sebagai tenaga ahli dan tim pengamanan investasi dituding memfasilitasi perusahaan itu salah. ‘’Bisa jadi saya dikambing-hitamkan karena sudah ada yang lapor saya ada yang dimintai uang terus – menerus,’’ tandasnya kesal. Dirinya pun sudah mengirim surat klarifikasi ke Majalah Tempo.
Ia pun tetap tidak bergeming dengan tuduhan dan polemik di masyarakat terkait dirinya disangkut-pautkan dengan salah satu perusahaan tambang yang mengurus LO. ‘’Ya biasalah. Investasi di Sulteng mesti dikawal dan tidak dipersulit dan dihambat bila sesuai dengan aturan. Kan begitu. Kalau tidak sesuai aturan yang tidak bisa, tehnisnya kan bukan tugas tenaga ahli,’’ akunya lagi. ‘’Ini chating yang dimintai uang terus menerus. Off the record untuk redaksi kalian saja,’’ ucap Ketua Pembangunan Universitas Nahdhatul Ulama (UNU) Sulteng. *
Editor Yusrin