Jakarta- Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD meluncurkan logo resmi pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) KAHMI ke XI yang dilaksanakan di Kota Palu, Sulawesi Tengah pada November 2022 mendatang.
“Munas adalah pertanda kita mempercayai sirkulasi kepemimpinan. Pentingnya penyegaran dan pemikiran itu dilakukan di Munas,” kata Mahfud di Jakarta, Sabtu.
Mahfud meyakini pelaksanaan Munas KAHMI akan berjalan aman dan lancar, tanpa adanya keributan. Dewan Pakar MN KAHMI itu menegaskan, sejak tahun 2012 sampai saat ini, KAHMI telah menunjukan kekompakan walaupun dari latar belakang yang berbeda.
“Saya termasuk salah satu pendukung Munas diselenggarakan di Palu,” ujarnya.
Dia beralasan, Kota Palu dan sekitarnya baru saja dilanda bencana yang sangat mengerikan. Sehingga kata dia, dibutuhkan pemulihan dibidang kerohanian dan perekonomian.
“Kami menyatakan KAHMI mengambil keputusanan untuk melakukan Munas di Palu untuk bersama-sama masyarakat membangun bangsa dan negara,” katanya menegaskan.
Hadir dalam peluncuran logo Munas itu, Ketua Dewan Penasehat KAHMI Akbar Tanjung, Presidium KAHMI Ahmad Riza Patria, Siti Zuhro dan Viva Yoga Mauladi, Sekjen KAHMI Manimbang Kahariady, Ketua MW KAHMI Sulteng Andi Mulhanan Tombolotutu.
Sementara itu, Kordinator Presidium MN KAHMI Ahmad Riza Patria berharap Munas KAHMI di Palu dapat menghasilan rekomendasi yang baik untuk bangsa dan negara.
Wakil Gubernur DKI Jakarta itu berpesan agar KAHMI Sulteng sebagai tuan rumah dapat menyiapkan fasilitas sebaik mungkin untuk para peserta Munas.
“Pastinya peserta Munas akan melihat bagaimana pembangunan Kota Palu pascabencana saat ini,” kata Riza.
Ketua Majelis Wilayah KAHMI Sulawesi Tengah Andi Mulhanan Tombolotutu mengatakan pihaknya telah membentuk panitia lokal untuk menyukseskan kegiatan tersebut.
“Panitia lokal sifatnya teknis dan terus berkoordinasi dengan panitia nasional,” katanya.
Mulhanan menegaskan pihaknya terus menyiapkan segala kebutuhan peserta Munas, yang diperkirakan sekitar 5.000 orang.
*Taiganja” Logo Munas KAHMI*
Taiganja adalah sebuah liontin emas dan pusaka sangat berharga, yang menunjukkan status sosial keluarga Kaili atau etnis asli sebagai masyarakat lokal di Lembah Palu.
Pusaka itu sering digunakan, sebagai mahar pernikahan dan sebagai benda sakral dalam upacara tradisional.
Menurut iware batik, Taiganja menggambarkan rahim seorang wanita, yang oleh masyarakat Kaili dipercaya sebagai awal kehidupan manusia. Motif ini, mewakili kesuburan dan menggambarkan perasaan cinta dan ketulusan hati.
Dalam beberapa literatur resmi dijelaskan, Taiganja juga adalah ornamen logam mulia, yang ditemukan di Sulawesi Tengah, khususnya di Kabupaten Sigi, yang digunakan sebagai perhiasan untuk meningkatkan status pemakainya. Bentuk inti taiganja adalah kehormatan.
Taiganja memiliki inti atau tubuh dengan lubang melingkar khas di tengah dan celah yang membentang dari tengah lubang, melalui bagian bawah benda. Bentuk inti ini dikelilingi dengan hiasan pola keriting dan bercabang yang rumit, mengapit inti di sisinya untuk menciptakan bentuk simetris.
Heritage unik, yang memperkaya khazanah budaya Nusantara, yang memiliki makna sosiologis. Taiganja yang hampir punah, kemudian dijadikan sebagai motif batik khas di daerah itu yakni Batik Bomba.
editor yusrin/media kahmi