PALU- Ketua Kosgoro 1957 Tolitoli, Gunardi menegaskan, proses pembangunan smelter tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu di Kecamatan Tawaeli, bentuk kemajuan daerah, sekaligus menepis rumor rencana pembangunan smelter mini di wilayah Kabupaten Tolitoli.
Kepada sejumlah wartawan yang tergabung dalam Konsorsium Media Sulteng, Gunardi yang juga Inspektur Tambang Sulteng ini menyampaikan, dengan adanya pembangunan smelter tembaga di KEK Palu bisa meredam konflik ditengah-tengah masyarakat di Tolitoli khususnya di Desa Oyom yang memiliki potensi tembaga dengan kualitas terbaik.
“Saya menyambuat baik pembangunan smelter tembaga di KEK Palu, karena ini bisa meredam konflik ditengah masyarakat pasca masuknya doktrin pihak – pihak lain ke masyarakat Oyom, Tolitoli,” ujar Gunardi kepada wartawan di lokasi smelter tembaga di KEK Palu, Jumat
Menurut Gunardi, masyarakat di Tolitoli khususnya di Desa Oyom, masih menunggu kepastian kebenaran pembangunan smelter tembaga di KEK Palu ini. Sebab, beberapa bulan sebelumnya ada juga informasi bahwa di Tolitoli akan dibangun juga smelter mini.
“Informasi smelter mini itu, tersebar luas ditengah – tengah masyarakat. Namun dengan adanya smelter tambaga di KEK Palu ini, secara tidak langsung sudah menghapus informasi akan adanya smelter mini itu. Ini berarti, tidak ada lagi itu smelter mini,” terang Gunardi.
Dikatakan, dengan adanya smelter tembaga di KEK Palu, masyarakat Oyom bisa bernafas legah karena potensi tembaga di Desa Oyom bisa dikelola setelah Izin Pertambangan Rakyat (IPR) untuk koperasi di desa itu sudah keluar, karena wilayah Desa Oyom sudah ditetapkan menjadi Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dari Kementrian ESDM RI.
“Konsep koperasi untuk mengelola tembaga di Oyom, sangat luar biasa. Itu sangat sejalan dengan visi Kosgoro 1957 yakni gerakan ekonomi berazaskan kekeluargaan, sehingga konsep koperasi ini sangat tepat diterapkan,” katanya.
Gunardi yang juga Inspektur Tambang di Sulteng ini berharap, masyarakat Oyom yang tergabung dalam koperasi, bisa bermitra langsung dengan smelter tembaga di KEK Palu, sehingga bisa menghindari adanya cukong – cukong yang bisa memanfaatkan koperasi masyarakat untuk mengeruk keuntungan dari masyarakat.
“Koperasi harus bermitra langsung dengan pabrik smelter, supaya tidak ada cukong – cukong yang bermain dengan memanfaatkan masyarakat,” tandasnya.
Saat ini, proses pembangunan smelter tembaga sudah memasuki 80 persen pekerjaan, sehingga tinggal 20 persen lagi sudah rampung dikerjakan dan akan segera dioperasikan. **
editor yusrin/konsorsium media