PALU,trustsulteng.com -Ketua Front Pemuda Peduli Daerah (FPPD) Sulteng, Eko Arianto, melalui rilisnya memberikan tanggapan terkait rencana aksi sekelompok orang yang minta Penjabat Bupati Morowali, Rachmansyah mengundurkan diri dari jabatan bupati.
Eko menilai ada pesan terselubung oleh orang yang bernafsu tak ingin melihat sukses Penjabat Bupati Rachmansyah berbuat lebih baik dari bupati sebelumnya. Bahkan terkesan, pesanan aktor intelektualnya memanfaatkan warga untuk menggagalkan Kabupaten Morowali maju daerahnya dan sejahtera rakyatnya dibawah kepemimpinan Penjabat Bupati Rachmansyah.
Padahal lnjut Eko, pengukuhan Penjabat Bupati Morowali Rachmansyah Ismail pada Selasa 26 September 2023 oleh Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura menggantikan Taslim, Bupati Morowali periode 2018–2023, yang telah selesai masa jabatannya membawa penekanan khusus dari Gubernur Rusdy Mastura.
Penekanan disampaikan langsung oleh Gubernur dalam prosesi pengukuhannya untuk mengemban tugas dan kewajiban agar melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Atas dasar itulah, Penjabat Bupati Morowali Rachmansyah Ismail kemudian bekerja cepat untuk melakukan evaluasi guna bisa memutuskan langkah strategis untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap penting dan mendesak bagi kebaikan daerah dan masyarakat dalam bentuk Rapat Kerja bersama antara Pejabat Bupati dengan seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Seperti yang telah disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Morowali Yusman Mahbub dalam Rapat dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi l di gedung DPRD Kabupaten Morowali belum lama ini dan juga pemberitaan dari berbagai media online bahwa Rapat Kerja bersama antara Penjabat Bupati Morowali bersama seluruh Kepala OPD telah dilakukan beberapa kali dan dalam kurun waktu pelaksanaan tersebut terdapat beberapa Kepala OPD yang bahkan tidak pernah hadir.
Bisa dibayangkan, Rapat Kerja bersama yang begitu penting dan krusial pun tidak dihadiri, lalu bagaimana mungkin bisa melakukan evaluasi kinerja yang komprehensif demi terciptanya keputusan baru yang dapat menjawab problematika yang dihadapi selama ini guna untuk menunjang dan memaksimalkan kinerja pelayanan kepada masyarakat secara tepat?.
Atas dasar tersebut kemudian Penjabat Bupati Morowali membuat keputusan pada ketiga Kepala OPD yang tidak hadir dalam Rapat Kerja bersama untuk diambil alih peran dan tugas nya dengan cara memerintahkan kepada Sekda untuk segera menunjuk pelaksana tugas sementara bagi ketiga OPD yang tidak hadir tersebut.
Hal tersebut dilakukan tentu dengan tujuan pemastian kinerja seluruh OPD sesuai dengan program Penjabat Bupati Morowali dan maksimalisasi pelayanan kepada masyarakat. Sebab, idealnya bahwa seluruh OPD merupakan ujung tombak tindakan dan pengejawantahan dari ide, gagasan dan program Bupati sebagai kepala daerah sesuai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Sekda Pemkab Morowali Yusman Mahbub sebagai “Jendral” nya ASN tentu memahami dengan pasti tentang berbagai macam peraturan dan mekanisme dalam pengambilalihan peran dan kaitannya dengan kepentingan percepatan kinerja dan pelayanan, dan alasan terjadinya hal tersebut juga telah disampaikan dalam RDP bersama Komisi l DPRD Kabupaten Morowali.
Daerah Morowali merupakan Daerah investasi Sumber Daya Alam yang kaya dan masuk dalam Proyek Strategis Nasional, tentu saja dengan kondisi tersebut menuntut kepala daerah untuk bisa memberikan keterpastian perlindungan warga, keterpastian pelayanan dan dampak langsung kesejahteraan bagi seluruh warga Morowali. Sehingga, hal-hal yang dianggap akan memperlambat program tersebut harus diambil solusi cepatnya sesuai kewenangan yang dimilikinya agar masyarakat tak menjadi korban dari keterlambatan-keterlambatan kinerja OPD nya.
Singkatnya, banyak kepentingan yang bermain didalam kabupaten Morowali sudah pasti, namun masyarakat tidak boleh dikorbankan karena pertarungan banyak kepentingan tersebut.
Jika ada reaksi berlebihan masyarakat ingin melakukan demo meminta Penjabat Bupati Morowali, Rachmansyah mundur dari jabatannya, patut diduga ada aktor intelektual dibalik aksi tersebut. Eko meminta agar warga jangan mau dibenturkan dengan keinginan nafsu politik segelintir politisi yang menginginkan pemerintah berbuat lebih baik bagi daerah untuk kesejahteraan rakyat Morowali. **