Palu, trustsulteng – Kadis PU Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Sulteng, Faidul Keteng masih saja bungkam atas kualitas material timbunan bahu jalan Karanja Lembah Kota Palu.
Selain kualitas material timbunan, proyek Pembangunan Jaringan Perpipaan dan Sambungan Rumah di Kota Palu ini juga sudah merusak sejumlah titik badan jalan Karanja Lembah.
Tak tanggung-tanggung, kucuran anggaran proyek yang menggunakan dana World Bank atau LOAN Tahun Anggaran (TA) 2023-2024 sebesar Rp46 miliat lebih ini terkesan hanya merusak infrastruktur milik provinsi.
Parahnya lagi, Kadis PU Bina Marga dan Penataan Ruang, Faidul Keteng hanya bungkam dan cuek atas sederat masalah yang terjadi di jalan Karanja Lembah.
Ketika tim media mengonfirmasi Faidul Keteng pada Ahad (17/3/2024) lewat pesan aplikasi WatsApp (WA) tak ada jawaban, meskipun pesan sudah terbaca.
Syarif, seorang pengendara yang juga warga sekitar jalan Karanja Lembah sudah menyoroti ihwal kerusakan badan jalan dan material timbunan tersebut, namun tak mendapat perhatian dari BP2W Sulteng.
Demikian pula dengan Faidul Keteng selaku Kadis Bina Marga dan Penataan Ruang Sulteng, terkesan membiarkan saja bahu jalan itu diobrak-abrik seenak hati PT Jasuka-Tirta, KSO
Syarif juga menyayangkan kondisi jalan Karanja Lembah yang terus menerus dirundung masalah, sebab seolah-olah tidak ada keseriusan sejumlah pihak, termasuk Pemprov Sulteng melalui Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang.
Proyek perpipaan milik BP2W Sulteng di bahu jalan Karanja Lemba ini sudah pernah memakan korban truk amblas, diduga penyebabnya adalah timbunannya tidak padat dan tanahnya labil.
Kondisi bahu jalan seperti itu, karena kualitas material timbunan yang hanya menggunakan tanah campur lumpur bekas galian.
Diberitakan sebelumnya, pihak PT Jasuka-Tirta, KSO mengakui bahwa dalam kontrak tidak menggunakan material Urugan Pilihan (Urpil) untuk menimbun bahu jalan Karanja Lembah, Kota Palu, Provinsi Sulteng.
Hal itu dikemukakan oleh Pimpinan Proyek (Pimpro), Hardi selaku perwakilan PT Jasuka-Tirta, KSO, Hardi saat dikonfirmasi tim media, Sabtu (16/3/2024).
Akibat tidak menggunakan Urpil, bahu jalan Karanja Lembah tidak padat, sehingga berpotensi membahayakan kenderaan, salah satunya truk yang amblas saat melintasi bahu jalan tersebut.
Diketahui perusahaan ini yang mendapat paket proyek Pembangunan Jaringan Perpipaan dan Sambungan Rumah di Kota Palu.
Proyek ini menggunakan dan Work Bank atau dana LOAN Tahun Anggaran (TA) 2023-2024 melalui Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BP2W) Sulawesi Tengah (Sulteng), Dirjen Cipta Karya Kementrian PUPR.
Menurut Hardi, dalam kontrak hanya menggunakan material bekas galian di lokasi bahu jalan pengerjaan proyek.
“Di kontrak kami adalah gali dan urug kembali bekas galian tersebut,” ujar Hardi.
Kata Dia, dalam kontrak kerjanya, tidak ada item pekerjaan untuk mendatangkan material dari luar atau Urpil, seperti yang disyaratkan dalam setiap penimbunan bahu jalan.***