Palu, trustsulteng -Wartawan Mercusuar, Tasman Banto menyumbangkan buku karyanya berjudul Likuefaksi Palu Menggemparkan Dunia ke perpustakaan SMP AL Azhar Mandiri Palu dan perpustakaan SMA Negeri 1 Palu, Senin 30 September 2024. Masing-masing perpustakaan sekolah itu ia mendonasikan lima examplar buku.
Di SMP Al Azhar, buku diterima kepala perpustakaan sekolah, Moh. Syafii dan Ali Imran S.Pd mewakili kepala sekolah. Sedangkan di SMAN 1 Palu, buku diterima kepala sekolah, Dahlan M. Saleh, S.Pd, M.Si.
Menurut Tasman, buku setebal 150 halaman itu menyanjikan suasana dan cerita sejak awal terjadinya gempa, tsunami, dan likuefaksi di Palu, Sigi, dan Donggala. Kemudian bantuan pangan dan sukarelawan berdatangan dari berbagai kota termasuk dari luar negeri.
Di bagian terakhir, para ilmuwan dunia terkejut dengan bencana yang terjadi di Sulawesi Tengah. Bahkan, ilmuwan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika (NASA) pun ikut terkejut.
Hingga kini Tasman sudah menulis tiga buku. Buku pertama La Ode Kaimuddin, Pemimpin Abad 21. Buku ini ditulis bertiga dengan wartawan Kompas, Yamin Indas (alm) dan wartawan Antara Rolex Malaha. Buku kedua tentang pengalamannya mendonorkan darahnya berjudul Darahku Nyawamu.
Menurutnya, budaya membaca harus terus digaungkan. Sangat diperlukan langkah-langkah untuk mendorong siswa agar lebih banyak memanfaatkan waktu membaca buku. Siswa harus bisa menyediakan waktunya untuk membaca.
Dikatakan, sekolah melalui guru bisa mendorong dan memberikan motivasi agar anak dituntut untuk membaca buku secara rutin dan berkala.
Sebagai bentuk dorongan meningkatkan minat baca siswa itulah, Tasman mendonasikan sebanyak lima buku setiap sekolah tadi. Ia berharap buku yang didonasikan dapat bermanfaat.
“Apalagi, isi buku memang sangat familiar dengan para siswa, soal musibah yang terjadi enam tahun lalu pada bulan ini. Saya kira para siswa akan tertarik membacanya, tanpa mendengarkan cerita dari mulut ke mulut tentang bencana dahsyat itu,” kata Tasman.
Masih tentang minat baca, menurutnya, untuk meningkatkan sumber daya manusia salah satunya adalah melalui bacaan. Belajar dari negara-negara maju, umumnya memiliki masyarakat yang tinggi minat bacanya. Salah satunya Jepang, negara di Asia yang berkembang pesat ilmu teknologinya karena masyarakatnya memiliki minat baca yang tinggi.
“Kita harus belajar dari budaya membaca bangsa Jepang. Di sana sekolah memaksa siswanya membaca untuk menamatkan sejumlah buku selama duduk di bangku sekolah. Kita di sekolah bisa juga mendorong siswa lebih membaca buku. Siapa yang paling banyak membaca buku selama setahun misalnya, sekolah bisa memberikan reward. Sehingga siswa bisa saling berpacu membaca buku,” katanya.**