Palu, trustsulteng – Musyawarah Wilayah (Muswil) Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA) Sulawesi Tengah berakhir dengan kemenangan telak H. Ambo Dalle. Seorang pengusaha sukses, kini jabat Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulteng, terpilih sebagai Ketua BPW HIPKA Sulteng periode 2025-2030, mengungguli rivalnya Kartini Malarangan dengan skor 40 berbanding 9 suara.
Kemenangan ini bukan hanya sekadar pergantian pucuk pimpinan organisasi, melainkan penempatan seorang politisi-pengusaha di garda terdepan untuk berkolaborasi merealisasikan Visi besar Gubernur Anwar Hafid: menjadikan HIPKA motor penggerak ekonomi daerah.

Kiprah Lintas Sektor: Modal Ganda Kunci Sinergi
Terpilihnya H. Ambo Dalle dinilai strategis. Jabatan ganda sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tengah dan nakhoda baru HIPKA memberikan modal politik dan jejaring yang kuat untuk memuluskan kolaborasi. Di satu sisi, sebagai pimpinan dewan, ia memiliki peran vital dalam merumuskan Peraturan Daerah (Perda), membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta memberikan persetujuan terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal. Ini adalah pintu emas yang sangat dibutuhkan dunia usaha.
“HIPKA siap menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan kemandirian ekonomi daerah. Kita akan dorong kolaborasi, bukan hanya antaranggota, tetapi juga dengan pemerintah dan swasta lainnya,” tegas Ambo Dalle, berjanji HIPKA akan menjadi wadah yang produktif dan inklusif.

Tantangan HIPKA: Dari Tambang Hingga 13 Ribu Wirausaha Muda
Komitmen H. Ambo Dalle untuk tidak hanya fokus pada satu bidang sejalan dengan potensi masif Sulawesi Tengah yang didorong Gubernur Anwar Hafid. Gubernur secara eksplisit menyebutkan sektor energi, industri, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan sebagai medan laga HIPKA.
HIPKA didesak untuk berani merambah seluruh potensi daerah yang melimpah, dari sektor-sektor utama hingga sektor yang baru tumbuh:
Sektor Industri dan Pertambangan: Industri pengolahan menyumbang 40,4% dari PDRB Sulteng (2023). Potensi cadangan Nikel di Sulteng diperkirakan mencapai 8.000.000 WMT, belum termasuk potensi emas, molibdenum, dan granit.
Transisi Energi: Meskipun sektor ini mendominasi, pemanfaatan energi terbarukan di Sulteng masih minim, hanya sekitar 9% dari total kapasitas listrik. Ini membuka peluang besar bagi HIPKA untuk mendorong investasi hijau.
Pariwisata dan UMKM: Pariwisata didorong menjadi sumber ekonomi baru. Sektor ini didukung oleh lebih dari 13.785 wirausaha muda di berbagai kabupaten/kota yang membutuhkan pelatihan dan konsolidasi bisnis.
Ketua Umum BPP HIPKA, Kamrussamad, optimistis. “HIPKA Sulteng harus menjadi motor kebangkitan ekonomi umat berbasis jaringan alumni HMI yang kuat dan berintegritas,” ujarnya.
Sebagai langkah awal, Ambo Dalle berencana membentuk Forum Bisnis HIPKA Sulteng dan program pelatihan kewirausahaan bagi alumni HMI. Langkah ini dinilai krusial untuk memastikan HIPKA tidak hanya menjadi organisasi dengan nama besar, tetapi benar-benar memberi manfaat nyata dalam mengelola potensi Sulteng yang kaya. (*)
editor: yusrin
