Palu, trustsulteng – Ketua Tim Hukum dan Advokasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah, Ahmad H. M. Ali dan Abdul Karim Aljufri (BERAMAL), Salmin Hedar, SH, bersama sekretaris tim Isman, SH, meminta Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) yang terdiri dari Bawaslu Provinsi Sulawesi Tengah, Polda, dan Kejaksaan, untuk menyelidiki insiden yang terjadi dalam debat kedua Pilgub Sulteng di Hotel Best Western, Palu.
Mereka menilai insiden tersebut berpotensi mengganggu ketertiban jalannya demokrasi.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis, Tim Hukum BERAMAL mengungkapkan bahwa kandidat Anwar Hafid diduga melakukan tindakan provokatif dengan menyampaikan informasi tidak akurat kepada kandidat lain, Rusdy Mastura.
Anwar Hafid dituding “mengadu domba” Ahmad H. M. Ali dengan kandidat Rusdy Mastura, terkait dugaan adanya upaya intimidasi oleh kelompok tertentu. Tuduhan ini diperkuat oleh video klarifikasi dari Umar Kei, yang menyebut nama Anwar Hafid dalam konteks insiden tersebut. Video tersebut disebarkan oleh Tim Hukum BERAMAL sebagai bukti tambahan dan dapat diakses melalui tautan yang mereka sediakan.
Tim BERAMAL juga mengungkapkan adanya pertemuan tertutup antara Anwar Hafid dan Rusdy Mastura di ruang tunggu Best Western sebelum kedatangan Ahmad H. M. Ali.
Mereka menyoroti bahwa Anwar Hafid diduga memasuki ruang debat tanpa panggilan resmi dari KPU, yang dinilai melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) debat. Tindakan tersebut memicu protes dari perwakilan pasangan calon 01 kepada KPU.
Dalam video lain yang dibagikan Tim Hukum BERAMAL, terlihat momen saat Ahmad H. M. Ali bermaksud menyalami Rusdy Mastura, namun respons Rusdy yang menyebut nama “Anwar” diduga menunjukkan keterlibatan Anwar Hafid dalam kejadian ini. Video tersebut juga dapat diakses melalui tautan yang disediakan oleh Tim Hukum BERAMAL.
Tim Advokasi BERAMAL meminta agar Gakkumdu melalui Bawaslu Provinsi Sulawesi Tengah segera menindaklanjuti laporan tersebut.
Mereka menekankan pentingnya langkah hukum ini untuk menjaga agar Pilgub Sulteng tetap berjalan aman dan terhindar dari provokasi yang berpotensi memecah belah masyarakat.
“Kami berharap proses demokrasi di Sulawesi Tengah bisa berjalan lancar, tanpa adanya tindakan yang memancing spekulasi negatif,” ungkap Salmin Hedar, SH.***
Palu, trustsulteng – Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sulawesi Tengah Abdul Karim Aljufri menegaskan komitmen pasangan BERAMAL untuk menyediakan wadah khusus bagi generasi milenial dan Gen Z guna mengembangkan inovasi dan kreativitas.
Calon Gubernur (Cagub) Sulawesi Tengah (Sulteng), Ahmad Ali, katanya, wadah bagi generasi mudah akan disiapkan jika pasangan nomor urut 1, Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pilkada 27 November.
Hal ini disampaikan Abdul Karim Aljufri dalam acara diskusi interaktif yang berlangsung di sebuah kafe di Kota Palu pada Selasa lalu.
Acara dialog interaktif itu dihadiri lebih dari 500 milenial dan Gen Z dari berbagai kampus, seperti Universitas Tadulako (Untad), Universitas Alkhairaat (Unisa), UIN, serta sejumlah siswa SMA.
Dalam suasana yang cair tanpa sekat, Abdul Karim Aljufri berinteraksi langsung dengan ratusan peserta yang hadir.
Ia mengungkapkan rencana pasangan Ahmad Ali-Abdul Karim untuk membentuk ‘Sentra Kreativitas Pemuda’ sebagai ruang ekspresi bagi anak-anak muda di Sulawesi Tengah.
“Kita sama-sama tahu anak-anak muda itu tidak minta untuk dikasihani, mereka hanya minta disediakan wadah agar ide-ide yang ada di kepala bisa terealisasi,” ujar Abdul Karim di hadapan ratusan milenial dan Gen Z yang antusias.
Menurut Abdul Karim, sentra ini akan menjadi tempat berkumpulnya berbagai komunitas, seperti komunitas gamer, komunitas IT, hingga industri kreatif. “Bayangkan kalau komunitas-komunitas ini berkumpul dan berkolaborasi, Sulawesi Tengah pasti bisa lebih hebat dari sekarang,” katanya.
Ia menambahkan, melalui wadah ini, ide-ide para milenial akan langsung mendapat perhatian dari pemerintah.
Abdul Karim juga menyadari pentingnya peran teknologi bagi generasi muda saat ini, dan bagaimana generasi milenial dan Gen Z lebih paham serta cakap dalam mengoptimalkan teknologi.
“Saya mungkin bisa membeli handphone paling bagus, tapi cara menggunakannya kalian lebih paham. Saya hanya tahu telepon, WhatsApp-an, Instagram, facebook, selebihnya saya tidak mengerti. Teknologi ini memang milik kalian, dan itu tanda bahwa kami hidup di era kalian,” tutur Abdul Karim Aljufri.
Namun, ia berpesan agar para milenial tidak menggantungkan sepenuhnya harapan pada pemerintah. Kalian yang paling paham kebutuhan dan keinginan kalian.
“Saya hanya akan menjadi jembatan antara kalian dan generasi yang lebih tua,” katanya.
Abdul Karim berharap sentra kreativitas ini dapat menjadi ruang bagi anak muda untuk berinovasi dan menunjukkan kemampuan mereka tanpa harus bergantung penuh pada pemerintah.
Dengan adanya sentra kreativitas ini, Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri berkomitmen untuk mendukung generasi milenial dan Gen Z di Sulteng menjadi lebih produktif dan berdaya saing, serta siap membawa perubahan positif bagi provinsi ini.***
Poso, trustsulteng – Calon Wakil Gubernur Abdul Karim Aljufri menceritakan pertemuannya dengan Ahmad Ali kepada Pdt Damanik dan Pdt Fia di Rumah Mesale Tentena, Kamis 7 Nopember 2024 siang.
“Saya kenal kak Mat sesungguhnya belum lama, tidak selama perkenalan Pak Damanik dan Pak Fia. Tapi dalam waktu singkat saya kemudian memahami bagaimana pribadi kak Mat,” kata Abduk Karim Aljufri.
Damanik berterima kasih untuk percakapan dikediamannya kemudian menceritakan bagaimana perjalanan hidupnya dan kelompok Kristen dengan Ahmad Ali.
“Bahkan Ustad Sagaf Aljufri adalah orang yang merekomendasikan dan menjamin saya untuk keluar lebih cepat dari tahanan untuk mempercepat rekonsiliasi,” aku Damanik.
Percakapan dan upaya upaya apa yang akan dilakukan dalam menghadirkan harmoni dalam keragaman diseluruh Sulawesi Tengah.**
Palu, trustsulteng – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah nomor urut 1, Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri, berkomitmen untuk memaksimalkan potensi maritim Sulawesi Tengah demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan garis pantai sepanjang 6.600 kilometer, Sulawesi Tengah memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pendapatan daerah melalui sektor perikanan dan kelautan. Namun, pasangan ini menilai potensi tersebut saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
Ahmad Ali menyoroti bahwa selama ini pemerintah lebih fokus pada sektor pertambangan, yang kontribusinya relatif kecil dibandingkan potensi kelautan yang tersedia. “Kita memiliki sumber daya kelautan yang besar, tapi sayangnya belum terbangun dengan baik. Pemerintah masih berebut pada sektor pertambangan yang, pada kenyataannya, hanya memberikan kue yang kecil bagi masyarakat,” ungkap Ahmad Ali.
Dalam visi mereka, sektor maritim diharapkan menjadi pilar utama perekonomian daerah. Untuk mewujudkan hal ini, pasangan BERAMAL (singkatan dari Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri) menawarkan solusi dengan membangun sekolah kejuruan kelautan dan sekolah vokasi di bidang perikanan. Langkah ini diharapkan dapat melahirkan tenaga kerja terampil di bidang kelautan dan perikanan serta mendorong masyarakat untuk memanfaatkan potensi laut secara lebih optimal.
“Jika kita serius dalam mengembangkan sektor ini, maka Sulawesi Tengah akan memiliki sumber daya manusia yang unggul dan siap bersaing, terutama di sektor perikanan dan kelautan yang memiliki potensi luar biasa,” tambah Abdul Karim Aljufri.
Dengan hadirnya sekolah kejuruan dan vokasi, pasangan BERAMAL optimis bahwa ke depan Sulawesi Tengah tidak hanya bergantung pada pertambangan, tetapi juga mampu menjadi provinsi maritim yang tangguh dan mandiri, mendukung kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.***
Palu, trustsulteng – Penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulteng hari ini, Rabu 6 Nopember 2024 akan memeriksa Direktur Operasional PT Astra Agro Lestari (AAL), perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit.
Rencana pemeriksaan Direktur Operasional PT. AAL Arief Catur Irawan, terkait kasus dugaan ttindak pidana mengolah lahan tanpa mengantongi Hak Guna Usaha (HGU) maupun yang mengelola industri perkebunan diatas HGU Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Adalah PT.RAS, ANA dan PT.SJA, sebelumnya dua orang pejabat group PT.Astra Agro Lestari yakni, Oka Arimbawa (Manajer PT. SJA) juga menjabat di PT.ANA dan PT.RAS dan Doni Yoga Pradana Direktur di PT. SJA.
Kajati Sulteng Dr.Bambang Hariyanto, SH, M.Hum melalui Kasi Penkum Kejati Laode Sofyan, SH, MH membenarkan Direktur Operasional PT.Astra Agro Lestaro Arief Catur Rabu dijadwalkan untuk dimintai keterangan.
Direktur Operasional PT.Astra Agro Lestari Arief Catur Irawan dipanggil untuk dimintai keterangannya terkait penyidikan PT. RAS,”kata Kasi Penkum Kejati itu.
Lebih jelasnya siapa dan jabatan disandang Arief Catur Irawan yang menjabat sebagai Direksi Perseroan, berdasarkan keputusan RUPST 2024.
Sebelumnya, Arief pernah menjabat di PT Astra Agro Lestari Tbk sebagai Executive Vice President Partnership Management (2021-2024).
Senior Vice President Operation Area for West & Central Sulawesi (2020-2021), Senior Vice President Operation Area for West Sulawesi (2019-2020) dan Senior Vice President Operation Area for South Kalimantan (2018-2019).
Selain itu, Arief juga pernah menjabat sebagai Estate Manager di PT Tri Buana Mas (2016-2017), sebagai Estate Manager di PT Lestari Tani Teladan (2015-2016) dan di PT Pasangkayu (2012-2015).
ARIEF juga pernah sebagai Head of Plantation di PT Nirmala Agro Lestari (2006-2011) dan di PT Gunung Sejahtera Puti Pesona (2005-2006), sebagai Nursery Assistant di PT Agro Menara Rachmat (2004-2005), serta menjadi Plantation Assistant di PT Agro Menara Rachmat (1997-2004).
Arief mendapatkan gelar Sarjana Pertanian pada tahun 1995 dan mendapatkan gelar Master of Plantation Management pada tahun 2012 di di INSTIPER Yogyakarta.
Arief tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lainnya dan pemegang saham utama. ( dikutip di astra agro.co.id).
Arief bersama seorang pejabat Astra Agro Lestari lainnya akan di periksa terkait group perkebunan kelapa sawit astra agro lestari yang diduga bermasalah dengan hukum, tanpa HGU dan mencaplok ex HGU perkebunan nasional nusantara. ***
Palu, trustsulteng – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tengah (Sulteng) baru saja menyelesaikan Debat Kedua Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah di Kota Palu, Senin 4 November 2024 malam. Debat itu disiarkan secara langsung oleh salah satu stasiun televisi serta kanal Youtube KPU Sulteng.
Pada debat kali ini, tema yang dibahas adalah Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Sulawesi Tengah.
Tiga pasangan calon (Paslon) yakni Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri (nomor urut 1), Anwar-Reny Lamadjido (nomor urut 2) dan Rusdy Mastura-Sulaeman Agusto (nomor urut 3) mendapatkan kesempatan yang sama, menyampaikan visi misi, menyampaikan pertanyaan, menjawab dan saling menanggapi.
Yang menarik pada debat kali ini ketika Paslon nomor urut 1 diberi kesempatan bertanya kepada Paslon nomor urut 2.
Calon wakil gubernur nomor urut 1, Abdul Karim Aljufri melemparkan pertanyaan terkait laporan hasil pemeriksaan (LHP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk mengukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
“Apakah LHP atau laporan hasil pemeriksaan yang dikeluarkan lembaga pemeriksa keuangan dapat menjadi ukuran keberhasilan penyelenggaraan pemerintah?” Tanya politisi muda yang akrab disapa AKA kepada Paslon nomor urut 2.
Pasangan Anwar-Reny pun menyebut LHP dari BPK merupakan salah satu instrumen yang dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan pengelolaan pemerintahan.
“Memang laporan keuangan itu wajib kita laksanakan, yang mana ketika kita melaksanakan tugas utama dari seorang wakil kepala daerah adalah pengawasan, pengawasan dalam bentuk keuangan,” kata calon wakil gubernur nomor urut 2, Reny Lamadjido menjawab pertannyaan.
Dia bilang, setiap pemerintah daerah wajib melakukan evaluasi realisasi anggaran, melalui Tim Evaluasi Penyerapan Anggaran (TEPRA).
Calon gubernur nomor urut 2 Anwar Hafid pun menambahkan jawaban serupa. Bagi Anwar, keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dapat dilihat dari LHP yang dikeluarkan oleh BPK.
“LHP yang dilakukan oleh BPK adalah salah satu instrumen tata kelola pengelolaan keuangan daerah, sehingga itu juga menjadi ukuran keberhasilan sebuah sistem penyelenggarana pemerintahan daerah,” katanya.
Mendapati jawaban itu, calon gubernur nomor urut 1 Ahmad Ali pun memberikan tanggapan. Dalam tanggapannya, ia mengungkap fakta yang cukup mencengangkan.
“Mendengar penjelasan dari pasangan nomor urut 2, kita bisa menyimpulkan bahwa pemerintahan yang baik haruslah mendapat penilaian opini wajar tanpa pengecualian (WTP) oleh BPK, itu salah satu indikator yang menjadi acuan kita,” ujar Ahmad Ali.
Bagi Ahmad Ali, hal ini penting untuk ditanyakan, karena Anwar Hafid pernah menjadi pejabat dan memimpin daerah.
“Sehingga kemudian indikator-indikator pengalaman dan lain-lain ini tidak bisa menjadi naratif dan sekadar konten kampanye, tapi harus dilihat kinerja para kepala daerah,” jelasnya.
“Pak Anwar pernah menjadi bupati di Morowali, sepuluh tahun kalau saya tidak salah bapak hanya dua kali WTP, selebihnya WDP (opini Wajar Dengan Pengecualian) dan Disclaimer (tidak memberikan pendapat),” ungkap Ahmad Ali.
Dia tidak ingin ke depan penyelenggaraan pemerintahan di Sulawesi Tengah mendapatkan status opini dari BPK kurang baik, apalagi Disclaimer.
Seperti diketahui, opini WTP merupakan impian seluruh institusi baik pusat dan daerah. Sebab dengan opini WTP Institusi yang bersangkutan dapat mengekspresikan akuntabilitasnya sebagai entitas kepada publik atau masyarakat.
Dalam debat, Ahmad Ali juga menegaskan soal perlunya dilakukan perbaikan tata kelola pemerintahan untuk melahirkan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
Pasangan calon gubernur nomor urut 1 Ahmad HM Ali-Abdul Karim Aljufri berkomitmen ingin melahirkan birokrasi yang melayani masyarakat secara baik dengan menempatkan para pejabat yang sesuai dengan kompetensi, bukan karena kedekatan dengan kepala daerah. ***
Palu, trustsulteng -Pasangan Cagub dan Cawagub Sulteng nomor urut 1, Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri kembali tampil memukau dalam debat terbuka putaran kedua.
Diketahui, debat kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) yang digelar berjalan dengan lancar di salah satu hotel di Kota Palu pada Senin 4 Nopember malam.
Dalam ajang debat ini, pasangan calon dengan tagline BERAMAL (Bersama Ahmad HM Ali-Abdul Karim Al Jufri) tampil mengesankan dengan menunjukkan penguasaan materi yang kuat.
Menurut Juru Bicara (Jubir) Paslon BERAMAL, Ruslan Sangadji, dalam pemaparan visi dan misi, pasangan Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri menyampaikan program-program mereka dengan lugas, menawarkan solusi konkret atas isu-isu utama yang dihadapi Sulteng.
Isu yang dimaksud, seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat, penguatan sektor ekonomi, serta penanganan lingkungan, dan infrastruktur.
Ahmad HM Ali, sebagai calon gubernur, menjelaskan dengan detail setiap langkah yang akan diambil.
Sementara Abdul Karim Aljufri, calon wakilnya, menambahkan pandangan yang memperkuat komitmen mereka dalam membangun Sulteng.
“Beberapa pertanyaan kritis yang diajukan oleh pasangan calon lain serta moderator, berhasil dijawab dengan lancar oleh pasangan ini,” jelas Ochan sapaan karib Ruslan Sangadji.
Hal ini katamya, menunjukkan kesiapan dan ketangguhan pasangan nomor urut 1, Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri dalam debat tersebut.
Dengan pendekatan yang tenang namun tegas, pasangan BERAMAL mampu meyakinkan para pendukung dan masyarakat yang menyaksikan jalannya debat.
“Bahwa mereka siap membawa perubahan positif bagi Sulawesi Tengah jika terpilih nanti,” tandasnya.
Sementara itu, Koalisi BERAMAL Provinsi Sulteng menggelar nobar di sejumlah tempat, termasuk di halaman Sekretariat Koalisi di Jalan Hasanuddin Palu, yang dihadiri oleh Vicky Salamor dan puluhan orang lainnya.***
Palu, trustsulteng – Ribuan orang memenuhi gedung pertemuan Sriti Convention Hall Palu, mereka hadir pada acara Deklarasi Tokoh Lintas Agama mendukung BERAMAL (Bersama Ahmad HM Ali-Abdul Karim Aljufri) sebagai calon gubernur Sulawesi Tengah, Minggu 3 November 2024 malam.
Dukungan dari para pemuka dan tokoh lintas agama itu diberikan kepada calon gubernur nomor urut 1 karena dianggap sebagai calon pemimpin yang paling peduli terhadap rakyat kecil. Sosok Ahmad Ali juga disebut paling toleran dari semua kandidat, sehingga dipercaya bisa berlaku adil untuk semua masyarakat ketika terpilih jadi gubernur.
Kebiasaan Ahmad Ali bergerak di bidang sosial dengan membantu masyarakat tanpa melihat latar belakang dipercaya dapat mewujudkan pemerintahan Sulawesi Tengah yang berkeadilan.
“Ini (memilih gubernur) darurat, kalau pemimpin yang kita pilih baik, ini seperti mata air. Kalau mata airnya jernih dari atas, maka sampai ke bawah ikut jernih. Tapi kalau kotor dari atasnya, maka ke bawah ikut kotor,” ungkap Habib Muhsin Alhabsy, salah satu tokoh agama Islam.
Dia pun mengaku kenal sosok Ahmad Ali dan keluarganya. Menurut Imam Masjid Jami Kampung Baru Kota Palu itu, Ahmad Ali merupakan sosok dermawan.
Dia juga menyebut Ahmad Ali sebagai sosok yang mampu menyatukan semua kelompok masyarakat. Sehingga ketika jadi gubernur, Suami Nilam Sari Lawira diyakini bisa menjadi pemimpin semua kalangan.
Sementara salah satu tokoh Kristen terkemuka dari Poso, Pendeta Rinaldy Damanaik mengungkap bagaimana Ahmad Ali menjadi salah satu tokoh penting dalam menciptakan perdamaian di Kabupaten Poso. Dia pun menepis isu yang kerap dialamatkan ke sosok Ahmad Ali.
“Setiap lima tahun sekali bapak Ahmad Ali diserang isu teroris. Setiap momen Pemilu atau Pilkada selalu dia diserang dengan fitnah ini. Bagaimana mungkin teroris berulang-ulang datang ke rumah saya. Ahmad Ali ini satu-satunya orang yang memfasilitasi pertemuan Sinode se-Sulawesi Tengah secara penuh. Mana ada orang lain seperti dia. Beliau (Ahmad Ali) harus kita usahakan untuk jadi gubernur Sulawesi Tengah. Jiwa mempersatukan umat itu ada pada beliau, itu yang perlu kita dukung,” ungkap deklarator perdamaian Poso itu.
Pernyataan serupa juga datang dari AKBP (Pur) Teddy D Salwati. Pensiunan perwira polisi itu mengaku punya pengalaman dan melihat langsung bagaimana kepedulian Ahmad Ali terhadap kemanusiaan tanpa melihat latar belakangnya.
Teddy bercerita bagaimana peran Ahmad Ali membantu masyarakat Sulawesi Tengah ketika terjadi bencana 2018 silam.
“Saat itu, beliau menelpon saya. Meminta saya membantu membagikan beras kepada semua masyarakat yang tertimpa bencana. Dia minta dibagikan ke semua orang tanpa melihat latar belakangnya. Makanya, kalau mau bicara soal toleransi, beliau orangnya. Kita tidak sedang mencari pemimpin agama atau pemimpin suku, kita sedang mencari pemimpin untuk Sulawesi Tengah. Dan beliau adalah sosok yang paling tepat,” tegas Teddy.
Sementara itu, deklarasi dukungan dibacakan oleh Habib Abdurrahman Aljufri bersama sejumlah perwakilan tokoh lintas agama, di antaranya tokoh Islam, Kristen dan Hindu, serta diikuti oleh semua peserta yang hadir.
“Dukungan ini menambah beban saya, tapi dukungan ini semakin meneguhkan hati saya. Terima kasih atas dukungannya,” ujar Ahmad Ali melihat antusias dukungan dari para tokoh lintas agama.
“Malam ini di luar dugaan saya. Saya sempat berfikir saya akan berjuang sendiri, tapi malam ini saya yakin, Terima kasih kepada semua tokoh, hadirnya para tokoh malam ini melipatgandakan semangat saya, hadirnya para tokoh malam ini menambah kekuatan baru kepada saya,” dia menambahkan.
Berbicara soal toleransi, Ahmad Ali meminta agar semua pihak bisa berbicara jujur tanpa takut terintimidasi. Namun demikian, pemerintah harus hadir sebagai wadah dan memberikan rasa keadilan bagi semua kelompok masyarakat.
“Syarat utama bertoleransi itu hanya satu. Lepaskan topengmu saat bicara soal toleransi, ketika kita masih pakai topeng tidak ada kejujuran di sana,” tandasnya.
Melihat semakin tingginya arus dukungan menjelang pemungutan suara pemilihan kepala daerah serentak 27 November mendatang, membuat Ahmad Ali yakin bisa menang secara telak.
Beberapa waktu belakangan ini, dukungan kepada pasangan Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri terus menguat. Bukan hanya deklarasi dari tokoh lintas agama, sejumlah relawan dan pendukung kandidat lain pun telah menyatakan sikap berbalik arah untuk mendukung calon gubernur dan wakil gubernur dengan tagline BERAMAL.
“Kita tidak boleh menang sedikit, kita harus menang mutlak supaya tidak ada yang ganggu guat lagi di Mahkama Konstitusi,” tegas Ahmad Ali. ***
Morowali, trustsulteng – Pasangan Calon (Paslon) Kepala Daerah Morowali Rachmansyah Ismail dan Harsono Lamusa tampil sempurna dalam acara Debat Kandidat Putaran Kedua Pilkada Morowali 2024 yang disiarkan langsung melalui INews TV Sabtu, 2 Nopember 2024.
Pada kesempatan debat malam itu, Paslon nomor urut 4 ini, Rachmansyah-Harsono yang berasal dari kalangan birokrasi tulen mampu menunjukkan kualitas calon pemimpin yang sempurna dengan pemahaman terkait materi debat yang disiapkan para Panelis dari kalangan cendikiawan yang ditunjuk KPU Morowali.
Misalnya pada saat moderator melayangkan pertanyaan kepada Rachmansyah – Harsono dengan subtema ekonomi inklusif, bagaimana strategi Paslon nomor urut 4 ini membangun dan melindungi usaha mikro kecil atau UMKM ditengah gempuran investasi berskala makro.
Menjawab itu, Rachmansyah Ismail menyampaikan untuk tetap mempertahankan ekonomi inklusif dengan masuknya investasi makro di Kabupaten Morowali, ekonomi kecil masyarakat tetap harus dilindungi dan dihidupkan.
“Ada beberapa program ekonomi kecil masyarakat tetap yang harus dilindungi dan dihidupkan, misalnya pemberian permodalan BUMDes Rp1 miliar per tahun, mobil serbaguna berbasis desa, dan memberikan anggaran desa Rp1 miliar hingga Rp3 miliar per desa per tahun,” papar Rachmansyah yang langsung disambut tepuk tangan para pendukung yang hadir di Gedung Serba Guna Matano.
Tidak hanya itu, Rachmansyah – Harsono juga akan memprogamkan membangun dusun mandiri, dengan anggaran setiap dusun Rp100 juta hingga Rp300 juta per tahun.
“Itu semua inshaAllah, untuk mempertahankan transformasi ekonomi, dan ini untuk mempertahankan pelaku ekonomi kecil dengan adanya investasi makro di Kabupaten Morowali,” tandas mantan Kadis ESDM Sulteng itu.
Pasangan Rachmansyah-Harsono ternyata tidak hanya memiliki program untuk mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Morowali tapi juga mengetahui penyebab mengapa di Bumi Tepe Asa Moroso ini angka kemiskinan masih tercatat tinggi dari rata-rata nasional.
Ternyata penyebab masih tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Morowali karena adanya kebijakan Pemda Morowali terkait warga yang pindah ke Morowali dalam rangka mencari kerja.
Hal tersebut dibeberkan oleh Calon Wakil Bupati Harsono Lamusa, bahwa angka kemiskinan di Kabupaten Morowali menjadi tinggi diatas rata-rata nasional.
Mantan Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah ini menyebutkan bahwa banyaknya masyarakat dari luar daerah datang ke Morowali untuk bekerja, dan harus melakukan perpindahan penduduk (KTP) berdasarkan kebijakan Bupati yang berlaku saat ini.
“Oleh karena telah tercatat sebagai masyarakat Kabupaten Morowali, jika para pendatang tersebut tidak mendapatkan pekerjaan (menganggur), maka mereka akan tercatat sebagai masyarakat miskin di daerah ini. Maka untuk mengurangi angka kemiskinan di Morowali, kebijakan Bupati seperti itu harus dilakukan perubahan. Sehingga tidak ada lagi masyarakat luar daerah Morowali yang tercatat sebagai masyarakat miskin di Bumi Tepe Asa Morowali.” Beber Harsono Lamusa.
Aksi panggung Paslon nomor urut 4 Rachmansyah-Harsono dinilai sempurna karena sangat menguasai panggung debat malam itu baik pada segmen pertama hingga segmen akhir debat publik di Gedung Serba Guna Bungku Tengah Kabupaten Morowali.
Donggala, trustsulteng – Tim Koalisi BERAMAL (Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri) melaksanakan kempanye dialogis di Kelurahan Tanjung Batu, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Jumat 1 November 2024. Kampanye dialogis kali ini menghadirkan Ketua DPW Partai Nasdem Sulteng, yang juga anggota Komisi X DPR RI, Hj Nilam Sari Lawira (NSL).
Kampanye tersebut dihadiri sekitar 500-an warga yang rata-rata adalah perempuan alias mak-mak. Di hadapan massa, NSL menegaskan bahwa dirinya siap menjadi jaminan untuk masyarakat guna mengawal Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri, bila kelak mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin Sulawesi Tengah.
“Saya akan menjadi jaminan untuk bapak ibu sekalian, untuk mengawal bapak Ahmad Ali-Abdul karim Aljufri memimpin Sulawesi Tengah,” kata NSL. Pada kesempatan itu, NSL kembali mensosialisasikan program-program unggulan pasangan BERAMAL bila nanti menahkodai Sulawesi Tengah. NSL juga menyoroti potensi pariwisata di Kabupaten Donggala yang belum dikelola secara maksimal karena minimnya fasilitas atau infrastruktur di tempat wisata.
“Donggala ini sebenarnya sangat cocok untuk menjadi daerah pariwisata, kenapa? Karena garis pantainya panjang. Di sepanjang garis pantai ini, ada beberapa daerah yang sangat luar biasa, termasuk Boneoge yang dekat sini,” jelas NSL. “Banyak tempat-tempat wisata sampai ke pantai Barat sana. Sayangnya, fasilitas atau infrastruktur dari pariwisata itu masih minim,” tambah NSL. Bahkan kata NSL, ada beberapa tempat wisata yang terpaksa tutup karena UMKM yang mengelola pariwisata itu merugi. Kedepan katanya, hal ini tidak perlu terjadi lagi.
“Nanti kalau Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri dipercaya menjadi pemimpin daerah ini, ada program mereka untuk meningkatkan UMKM yang ada di Sulawesi Tengah, termasuk Kabupaten Donggaa, dalam bidang apa saja, kuliner hingga pariwisata. Insya Allah, akan ada 10 ribu UMKM yang akan lahir di Sulawesi Tengah,” jelas NSL.
Di bagian lain, NSL juga menyoroti status Kabupaten Donggala yang masih masuk dalam daftar daerah tertinggal. Sedih, kabupaten tertua di Sulteng, tapi menjadi daerah tertinggal. Kenapa Donggala menjadi kabupaten tertinggal lanjut NSL, karena salah satunya itu diukur dari IPM (indeks pembangunan manusia). Faktor-faktor yang menentukan IPM, di antaranya, tingkat Pendidikan.
“Data yang ada pada kami, ada 3.699 anak usia 16-18 tahun itu tidak sekolah di Kabupaten Donggala. Kenapa bisa? Padahal sudah ada wajib belajar 12 tahun yang digratiskan oleh pemerintah, tapi kenapa masih ada anak-anak yang tidak sekolah,” tanya NSL. Bahwa ternyata lanjut NSL, wajib belajar 12 tahun yang selama ini telah digratiskan oleh pemerintah tidak menjadi solusi bagi seluruh masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan. Karena terbukti, masih ada yang perlu dibayar, seperti uang OSIS, Komite dan sebagainya. Padahal kata NSL, jika pemerintah konsisten mengalokasikan 20 persen APBN dan APBD untuk infrastruktur pendidikan tidak akan ada pungutan seperti itu.
NSL mengatakan, salah satu program ungulan pasangan Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri adalah menggratiskan seragam sekolah dan perlengkapan sekolah. Ini harus dilakukan karena banyak anak-anak putus sekolah karena keluarganya tidak mampu membiayai. “Seragam dan perlengkapan sekolah akan digratiskan, karena Sulawesi Tengah ini tingkat kemiskinannya masih sangat tinggi, masih ada 11,77 persen ,” ujar NSL.
“Bagaimana caranya untuk menurunkan angka kemiskinan itu? Ya dibantu masyarakatnya, melalui pendidikan, kesehatan dan ekonominya,” tambah NSL. Selain itu, pasangan BERAMAL juga akan memberikan asuransi tenaga kerja bagi nelayan. Asuransi tenaga kerja nelayan itu dibayarkan, bila terjadi kecelakaan kerja, karena nelayan berisiko tinggi.
Petani juga akan dimasukkan dalam program asuransi lahan pertanian. Dengan asuransi ini kata NSL, petani tidak perlu lagi khawatir merugi karena gagal panen. Termasuk, petani akan diberikan bibit atau benih unggul dan pupuk subsidi yang terjangkau. Di bidang kesehatan, selain memberikan BPJS Kesehatan gratis, pasangan Ahmad Ali-Abdul Karim juga akan memprogramkan peningkatan fasilitas layanan kesehatan.
“Salah satu program dari Ahmad Ali-Abdul Karim adalah menciptakan rumah sakit yang berkualitas. Berkualitas itu apa? Harus great-nya itu tinggi,” ujar NSL. NSL menjamin apa yang dijanjikan pasangan BERAMAL itu kelak akan ditunaikan. Karena pada dasarnya apa yang dijanjikan pada program Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri sudah ditunaikan jauh sebelum masuk pada kontestasi Pilgub Sulteng.
NSL berharap agar pada 27 November mendatang, masyarakat harus memilih pemimpin yang sudah membuktikan komitmennya. “Jangan memilih pemimpin yang hanya pintar berjanji. Namun, setelah terpilih melupakan janjinya,” ujar NSL. “Pilih orang yang tepat, ketika dia terpilih dia tidak mengurusi keluarganya, tapi mengurusi masyarakatnya. Jadi pilih orang yang punya komitmen mengurusi masyarakatnya, yang sudah terbukti sebelumnya,” tambah NSL. (*)