Palu, trustsulteng – Pilkada Sulteng terus dibincangkan dan didiskusikan di mana mana. Mulai arah dukungan koalisi partai politik sampai figur yang bakal diusung parpol. Sorotan mulai mengarah ke ide, pikiran dan gagasan bakal calon gubernur nantinya bakal dituangkan dalam bentuk visi misi.
Sorotan mulai diarahkan ke dua sosok bakal calon gubernur yang sedang safari politik dari desa ke kecamatan keliling kabupaten di Sulawesi Tengah, yakni pasangan Anwar Hafid – Reny Lamadjido dengan tagline ‘BERANI’. Dan Ahmad Ali – Abdul Karim Aljufrie bertagline ‘BERAMAL’.
Irwan Dumalang, anggota DPRD Donggala 2004 – 2009, cenderung menyoroti sepak terjang gaya safari poltik dimainkan Ahmad Ali. Katanya, ada pesimisme dari janji politik yang disampaikan Ahmad Ali ke masyarakat, jika nanti diberi amanah sebagai gubernur. Tapi dibalik pesimisme itulah akan lahir harapan besar yang selama ini dinantikan masyarakat sulawesi tengah.
“Kenapa kita tidak coba. Ahmad Ali agak beda dan agak lain dengan kandidat lain. Dengan ‘harapan baru’ bisa menjawab kegelisahan kebanyakan masyarakat sulawesi tengah,” kata Irwan mulai memotret sosok Ahmad Ali, saat dimintai tanggapan, disalah satu warkop kota palu, Rabu 7 Agustus 2024.
Lanjut politisi PKB Sulteng ini, sosok Ahmad Ali selalu berfikir out of the box jika dilihat dari gagasan eksekusinya bila diberi amanah memimpin Sulteng. Tidak sulit membaca arah pikiran nya mau majukan daerah ini. Ahmad Ali mampu membaca pengalaman gubernur sebelumnya.
“Selama ini gubernur sulteng masih menjalankan kepemimpinan sebagai kepala pemerintahan sebagai perwakilan pemerintah pusat. Masih auto pilot. Belum bisa menjalankan kapasitas sebagai kepala daerah atau pemerintahan gubernur yang berani membuat kebijakan dengan diskresi yang tidak melanggar aturan. Dan Ahmad Ali terbaca bisa melakukan itu,” tekan Irwan.
Sulawesi Tengah lanjutnya, butuh pemikiran radikal kepemimpinan. Longky Djanggola dua periode gubernur misalnya, sukses jalankan pemerintahan serta pelayanan publik dengan baik. Tapi itu rutinitas yang siapa saja jadi gubernur bisa sukses menjalankan. Berharap, gubernur berikutnya bisa menonjolkan sebagai gubernur yang tidak hanya bernyali tapi mampu mengeksekusi memberi kesejahteraan bagi masyarakat.
Pikiran dengan rencana Ahmad Ali ketika jadi gubernur katanya, akan sangat beda dengan gagasan calon lain. “Silahkan kita pesimis mendengar dan membaca pikiran Ahmad Ali dimana mana dia sampaikan. Tapi kita bisa beri kesempatan untuk membuktikannya ketika dia jadi gubernur. Banyak orang melihat Ahmad Ali padat modal, tapi dia bisa salah dan melanggar jika keliru pakai dana sendiri untuk kepentingan masyarakat,” kritik Irwan.
Irwan pun menegaskan, ini bukan soal siapa yang menyampaikan, tapi ungkapan nya adalah mewakili kegelisahan dan harapan masyarakat umumnya.
Terpisah, tokoh sulteng, Sofyan Lembah mengatakan, gubernur sulteng ke depan bisa meniru keterbukaan mantan Gubernur Paliudju. Menerima saran pikiran orang – orang pandai untuk dijadikan pertimbangan dalam membuat kebijakan. Sofyan mencontohkan, Paliudju punya program gerakan membangun desa.
Program itu didiskusikan melibatkan orang – orang pintar sehingga bisa masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) propinsi.
Orang – orang di dinas harus berfikir maju. Budaya membangun disiplin tidak harus gunakan satpol PP baru disiplin. “Budaya disiplin kerja harus menjadi perhatian Ahmad Ali jika diberi amanah sebagai Gubernur Sulteng 2024 mendatang,” demikian Sofyan Lembah SH. M.Hum.**