PALU- Tim Pokja Sulteng Emas 2024 lewat KONI Sulawesi Tengah sangat serius dalam menyiapkan cabang olahraga (Cabor) Sepak Bola agar berprestasi dan bisa lolos ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh- Sumut 2024. Oleh karena itu KONI Sulteng, mengundang Asosiasi Provinsi ( Asprov) PSSI Sulawesi Tengah untuk melakukan kordinasi dan konsolidasi terkait kesiapan Asrpov menyiapkan pemain-pemain terbaiknya di AULA KONI Sulteng Senin 10 Januari 2022.
Sekaitan hal itu Ketua Umum (Ketum) KONI Sulawesi Tengah, Moh Nizar Rahmatu mengharapkan Asprov PSSI Sulteng bisa bersinergi dengan Pokja Sulteng Emas 2024 agar cabor Sepak Bola di arena PON bisa kembali berbicara, sekalipun belum tidak menargetkan meraih emas, namun lolos dari babak kualifikasi PON XXI menjadi harga mati.
Pasalnya, dalam tiga edisi PON sejak PON 2012 Riau, PON Jabar 2016, dan PON Papua 2020, Cabor Sepak Bola gagal di babak pra kualifikasi PON.
Di tempat yang sama, Sekum Asrpov PSSI Sulteng, Harry Sumampow mengakui federasinya belum memiliki bank data pemain. Kendati demikian pihaknya telah mengantongi nama-nama pemain muda hasil talent scouting selama kompetisi PSSI LIGA 3 PSSI Sulteng baru-baru ini.
Sementara itu, Direktur Teknik (Dirtek) Persipal, Hanafing mengingatkan kepada Asprov PSSI Sulteng untuk benar-benar mencari pemain-pemain terbaik yang akan masuk dalam skuad Pra PON Sulteng.
“Sulawesi Tengah kita ketahui memilki potensi dan bakat pesepakbola berbakat di 13 kabupaten kota. Hanya saja belum tersentuh oleh pelatih-pelatih terbaik. Saya pikir sangat tepat jika Asrpov juga melakukan pencarian pemain berbakat di daerah-daerah tersebut,” ujarnya.
Mantan pemain Nasional dan club Niac Mitra Surabaya ini juga banyak memberikan metode serta stategi pembinaan atlet sepak bola. Meski diakui pemain-pemain kita belum memiliki mental juara, sehingga kedepan pembinaan sepak bola harus betul-betul matang dan sistematis, sehingga lahir talenta-talenta baru yang tidak hanya memperkuat daerah, namun tim nasional (Timnas). Standar rekruitmen pemain PSSI Sulteng ke depan kata Hanafing, harus memiliki postur tinggi 170 cm, memiliki kualitas dan tehnik. Kemudian bisa menguasai defending, attacing dan transition serta disiplin.
Sebelumnya Ketua Pokja Sulteng Emas Roony Tanusaputra menegaskan, meski cabor sepak bola masuk dalam program Sulteng Emas, namun tidak ditargetkan menyumbangkan medai emas di ajang PON XXI Aceh-Sumut. Minimal bisa lolos Pra PON saja sesuatu yang luar biasa. Makax semua upaya akan dilakukan termasuk melibatkan Hanafing mantan pemain serta Timnas yang kini bertindak sebagai instruktur dan direktur tehnik.
Ronny Tanusaputra juga menekankan pentingnya gizi atlet. Karena dengan nutrisi yang baik salah satu peran penting dalam meningkatkan performa atlet. Program latihan yang dilaksanakan oleh atlet menguras energi. Sehingga harus ada keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran dari tubuh atlet yang akhirnya nutrisi dikonsumsi oleh atlet. “Sport nutrition atau gizi makanan sangat penting bagi atlet. Pemberian asupan makanan akan berdampak terhadap kondisi fisik untuk kesehatan, kebugaran, pertumbuhan dan pengembangan olahragawan untuk berprestasi,” pungkasnya.*
Penulis : Humas