Palu – Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SD dan SMP Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), kembali dilaksanakan tahun ini, setelah 2 tahun lamanya ditiadakan karena pandemi.
Namun O2SN tahun ini mempertandingkan dua cabang olahraga yakni karate dan pencak silat. Jumlah siswa yang ikut 136 siswa SD dan 70 siswa SMP se Sulteng.
O2SN dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng Yudiawati Vidiana SKM MKes di Auditorium Dinas Dikbud Provinsi Sulteng, Selasa malam, 7 Juni 2022. Juga turut dihadiri Sekretaris Umum KONI Sulteng Husin Alwi ST.
Husin Alwi khususnya mengatakan pada sambutan, untuk ivent olahraga pembinaan usia dini tidak menomorsatukan prestasi melainkan partisipasi. Menurut Husin, partisipasi olahraga bisa menghasilkan prestasi namun tanpa partisipasi, prestasi akan sulit dicapai.
“Kalau partisipasi kita kedepankan maka prestasi akan mengikut. Tapi orientasi meninggalkan partisipasi maka prestasi akan putus. Saya berpesan pada dunia pendidikan bahwa kita tak hanya mengejar kecerdasan intelektual saja, tapi kecerdasan karakter fisik dalam olahraga akan menyeimbangkan orientasi kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional melalui olahraga,” kata Husin Alwi.
Menurut Husin, KONI Sulteng berusaha mewujudkan mindset sport for all atau olahraga untuk semua. “Minimal satu instansi satu cabang olahraga yang dibina maka olahraga di Sulteng akan merata,” kata Husin.
Mengakhiri sambutannya, Husin berpesan bahwa Gubernur dan KONI Sulteng mengubah mindset publik terkait pelayanan KONI Sulteng untuk masyarakat, KONI Sulteng mengedepankan “memanusiakan” olahragawan dengan memberikan hak para atlet sebagaimana usai PON Papua, atlet peraih medali langsung diberikan bonus setelah menginjakkan kaki di Bumi Tadulako setelah dari Bumi Cenderawasih.
Sementara itu, Kadis Dikbud, Yudiawati berharap O2SN berjalan sportif sehingga bisa keluar juara yang nantinya mewakili Sulawesi Tengah ke tingkat nasional.
Yudiawati memotivasi siswa yang berhasil meraih juara di tingkat nasional akan diberikan penghargaan dari Pemerintah Provinsi Sulteng melalui Dinas Dikbud Sulteng.
Melalui kesempatan tersebut, Putri dari ketua umum PBSI Sulteng pertama Ruslin Abdullah, meminta O2SN jenjang SD dan SMP mendapatkan perhatian dari seluruh stakeholder baik KONI maupun juga instansi terkait.
“Melalui kesempatan ini saya mengatakan, bahwa pendidikan itu bukan akademik semata tapi juga ada aspek motorik fisik dan mental. Maka kalau olahraga semata mata hanya menjadi objek hukuman, yang salah dihukum push up, maka keliru orientasinya. Bahwa olahraga juga penting dalam pendidikan untuk menghasilkan manusia yang pancasila, berbudi pekerti luhur dan juga sehat,” kata Yudiawati. *
Sumber : media center KONI