Palu – Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Suteng dibawa kepemimpinan Moh Nizar Rahmatu, terus melakukan pembenahan dan terobosan ditengah mempersiapkan duta-duta Sulteng menuju Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX di Provinsi Papua, Oktober 2021 mendatang.
Selain menggelar pemusatan latihan daerah (Puslatda), di Hotel berbintang, KONI Sulteng juga melibatkan tenaga ahli sport injury atau ahli ilmu faal massage
Moh Wahyu Firmansyah, SPd. MPd. AIFMO, Dosen Muda Fakultas Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Tadulako (Untad) Palu.
Ketum KONI Sulteng Moh Nizar Rahmatu, SSos.MSi mengatakan tenaga ahli sport injury ini perlu dipersiapkan mengingat kondisi geografis di Papua yang membutuhkan waktu dan jarak tempuh yang tidak sebentar antar daerah.
Pelibatan tenaga ahli sport injury bagi kontingen Sulteng di even empat tahunan terakbar kali ini tambah Nizar, sedikitnya akan memberi semangat dan energi baru bagi para atlet yang akan berlaga.
Apalagi pelibatan ahli ilmu faal massage ini baru pertama kali bagi kontingen Sulteng selama mengikuti even-even olah raga Nasional.
” Kami ingin mengantisipasi dan mempercepat penanganan cedera atlet baik saat latihan maupun saat bertanding di PON Papua nanti,” ujar Nizar saat di temui di Danau Poso Resort Tentena, Senin (16/8/2021).
Menurutnya, ini pun bagian dari wujud kemajuan dan perkembangan olah raga di Sulteng. Jadi bukan hanya dalam bidang pembinaan yang di fokuskan, namun menjaga kebugaran dan kondisi fisik atlet menjadi salah satu hal yang paling mendasar.
” KONI Sulteng ingin memberikan yang terbaik bagi seluruh atlet, agar lahir prestasi dan harumkan nama Sulteng,” tandasnya.
Moh Wahyu Firmansyah yang tengah menangani atlet dayung mengungkapkan, kehadirannya buat atlet, selain untuk melenturkan otot atlet sebelum bertanding, juga merecovery otot dan menangani atlet yang mengalami cidera.
Menurut dia, dalam penanganan cedera metode pertama yang harus dilakukan yakni penggunaan raice, agar cedera tidak semakin parah.
“Jadi cedera apapun harus dikasih metode raice. Jangan sampai begitu terkena cedera, atlet malah langsung dipijit atau diberi panas, itu justru akan membuat cedera semakin berat. Penggunaan metode raice ni harus terus dilakukan setidaknya hingga dua sampai tiga hari,” ungkapnya.
Penulis : Agus Manggona