Palu- Usai sukses meruntuhkan hegemoni dan memenangkan pertarungan Ketum KONI Sulteng, Moh Nizar Rahmatu, bergerak cepat dan langsung tancap gas untuk membenahi organisasi, meski kepengurusannya belum dikukuhkan Ketum KONI Pusat, karena alasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Palu -Sulteng.
Dari polesan tangan dingin Nizar Rahmatu, telah nampak asa akan kemajuan dan kejayaan olahraga di daerah ini. Keyakinan itu berangkat dari komitmen seorang Nizar yang bertekad membangun infrastruktur olahraga yang lebih memadai.
Dalam pandangan Wasekjen GP Anshor Pusat ini, kondisi infrastruktur olahraga di Sulteng saat ini masih minim. Kondisi itu jelas memengaruhi kualitas atlet pada semua cabang olahraga.
Apalagi ada visi besar Gubernur Sulteng H Rusdi Mastura, menuju Sulteng Emas 2024 dan wacana KONI Sulteng yang akan menjadikan Sulut, Sulteng dan Gorontalo (Suluttenggo) sebagai tuan rumah pelaksanaan Pekan Olahraga Nasioanal (PON) Tahun 2028
Menurutnya pembangunan fasilitas penunjang olahraga dan atlet untuk berlatih sangat penting dan mendesak.
“Sarana olahraga tentu menjadi prioritas. Misalnya, stadion, sircuit, dinding panjat tebing serta sarana dan prasarana lainnya. Ini untuk mendukung atlet berlatih maksimal,” ungkapnya saat bincang santai di Danau Poso Resort Tentena, Senin (16/8/2021).
Nizar meyakini jika atlet dan pelatih didukung fasilitas olahraga memadai, akan menstimulasi peningkatan skill sehingga kian kompetitif ketika berlaga diberbagai gelanggang turnamen, baik skala lokal maupun nasional.
Apalagi dalam rangka menghadapi even Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 di Bumi Cendrawasih di Papua. Persiapan matang dari hulu hingga hilir harus diperkuat.
“Selain itu, aspek kesejahteraan atlet potensial dan berprestasi menjadi perhatian serius bagi KONI. Apabila hal itu diperhatikan, saya yakin mereka lebih semangat berlatih dan meraih prestasi besar. Banyak kejadian, karena kurangnya perhatian pemerintah, akhirnya pindah mewakili daerah lain yang lebih mengerti, dan perhatian terhadap atlet. Ini tidak boleh terjadi lagi di Sulteng. Kita harus jaga baik-baik para atlet,” janjinya.
Program utama KONI kedepan, kata Nizar akan mewujudkan Sulteng sebagai sport science, sport tourism, dan sport industry. Intisari dari ketiga misi tersebut yakni menjadikan olahraga bisa berkontribusi pada semua aspek dalam bidang kehidupan. Bukan hanya menjadikan olahraga sebagai sarana kebugaran tubuh, ajang pertandingan, namun lebih dari itu. Misalnya sport tourism, olahraga bisa menjadi alternatif bagi masyarakat menstimulasi pendapatannya, termasuk bagi daerah.
“Dengan kekayaan alam di Sulteng harus dibuat paket wisata olahraga seperti Danau Poso Tentena dan arena Paralayang Matantimali Kabupaten Sigi serta Teluk Tomini Kabupaten Parigi Moutong.
Ini bisa mendatangkan keuntungan. Disisi lain, kehadiran olahraga di tengah masyarakat, benar-benar dirasakan manfaatnya secara utuh,” bebernya.
Menurut Nizar, membangun paradigma baru olahragàwan tidak bisa hanya mengandalkan keterampilan semata. Urgennya seorang atlet punya kecerdasan yang tinggi agar bisa menciptkan strategi jitu ketika bertanding. Dan muaranya dapat meraih juara dan meraih prestasi.
” Tidak sedikit, atlet potensial hanya terlihat fisiknya saja yang bagus, namun kecerdasan intelegensi dan personality-nya lemah,” cetusnya.
Disisi lain katanya, olahraga juga tidak lepas dari kebutuhan industri atau jasa. Sebuah cabang olahraga pasti membutuhkan seragam, peralatan bermain, dan lain sebagainya.
Nah melalui sport industry, masyarakat dapat memanfaatkan dengan menciptakan karya kreatif bertema olahraga. Outputnya, tentu saja mendatangkan keuntungan ekonomi baik bagi daerah maupun masyarakat.
Penulis : Agus Manggona