Papua- Tampilnya Anggi Setiawan diajang balap motor PON XX Papua 2021, sedikitnya memberikan bukti, jika racer yang bernaung dibawa bendera Yamaha AKAI Jaya Motor ini, merupakan sosok pembalap yang bertalenta.
Meski belum naik podium diajang Multy Even Road Race empat tahunan, Anggi Setiawan yang nota bene salah satu anak didik kesayangan The Doctor Valentino Rossi telah mampu mencatatkan rekor tercepat atau best time di Sircuit Distrik Tanah Miring Merauke Provinsi Papua, pada Rabu 6 Oktober 2021.
Anggi Setiawan yang turun di kelas modifikasi perseorangan 150cc ini, berhasil mencatatnya waktu tercepat dalam satu lap dari 20 race yakni 1:12.630 detik.
Sementara peraih medali emas, Awhin Sanjaya pembalap asal Papua waktu tercepatnya hanya 1:12.693 detik. Kemudian Fitriansyah Kete peraih medali perak asal Kalimantan Timur best timenya 1:12.453 detik. Begitupun dengan peraih perunggu Boy Arby Febri asal Papua juga hanya mampu menembus 1:13.078 detik.
Meski dipahami, pencapaian waktu tercepat dalam satu putaran ini tidak menjamin harus naik podium. Namun minimal, bisa memastikan, bahwa racer Kota Palu ini sebagai pembalap tercepat atau paling laju dalam satu putaran.
“Ini menggambarkan jika Anggi Setiawan bukanlah pembalap pemula. Ia telah memiliki jam terbang. Mental dan skill tidak diragukan. Termasuk emosi dan kesabaran telah dimiliki,” kata Helmy Fahmi Manager Tim Balap Motor Sulteng, Rabu 6 Oktober 2021.
Menurut Helmy penyebab Anggi Setiawan tidak naik podium ada beberapa hal. Salah satunya yah faktor X. Ditambah lagi saat Anggi disenggol pembalap asal Papua B. Karena memang mereka menyadari bahwa Anggi Setiawan salah satu pembalap berkelas yang harus disingkirkan dan tidak diberi ruang. Makanya strategi distroyer mereka gunakan untuk menjegal dan temanya bisa mulus tanpa hambatan sampai dititik finish.
Insya Allah performa pada balapan PON kali ini akan kami perbaiki dan benahi, sehingga kedepan dalam eveent Nasional Anggi Setiawan kembali menunjukan kualitas dan talentanya sebagai rider road race kepunyaan Sulteng.
Penulis : Agus Manggona