Palu – Kehadiran Ketua Dewan Nasional (DPN) Barisan Rakyat Kawal Demokrasi (Barikade) 98 Benny Ramdhani di Bumi Sulteng, sedikitnya memberikan energi positif bagi eksistensi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Barikade 98 Provinsi Sulawesi Tengah yang dinakhodai M Nizar Rahmatu. Bahkan di ajang silaturrahim yang berlangsung di Warkop AUK Aweng, Senin 22 November 2021, Ketum Barikade 98 Benny Ramdhani, tidak hanya menekankan pada konsisten menjadi garda terdepan serta menjaga persatuan nasional dari upaya pecah-belah ideologi Pancasila dan UUD 1945 dan mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi), namun ada beberapa agenda strategis yang membuka cakrawala berpikir para pengurus Barikade 98 Sulteng dalam mengawal dan menjaga Demokrasi Indonesia.
Menurutnya, Barikade 98 harus terus menjaga konsensus bersama untuk mengawal pemerintahan Jokowi-Ma’ruf sampai selesai. Karena pemerintahan Jokowi-Ma’ruf adalah pemerintahan yang lahir dari rahim rakyat melalui pemilu.
Ia menenggarai agenda-agenda reformasi demokratisasi itu akan dibajak, akan disabotase, akan dikudeta empat kekuatan politik yang hari ini bersatu, mengganggu Pemerintahan Jokowi.
Benny pun membeberkan empat kekuatan politik dimaksud. “Pertama, Cendana. Kedua, Oligarki Orde Baru. Ketiga, para pengusaha hitam, yang tersingkir dari panggung penguasaan ekonomi sejak Jokowi jadi presiden. Keempat, kelompok ideologi atau kelompok yang ingin mengubah ideologi Pancasila dengan berjubah agama dan mengganggap orang-orang yang tidak sejalan dengan mereka adalah kafir. Tindakan dan cara-cara ini tidak hanya berefek pada Pemerintah Jokowi. Tapi akan mengancam masa depan bangsa.
“Oligarki ini masih ada di berbagai jejaring. Mereka tidak ikhlas karena digulingkan oleh 98 dan mereka kehilangan yang mereka punya saat itu. Sementara bagi Barikade 98, bahwa Indonesia ini final dengan ideologi Pancasila,” tandasnya.
Benny mengatakan, Barikade 98 ingin menyampaikan pesan kepada empat kelompok tersebut bahwa tidak boleh ada suatu kekuatan pun yang mencoba melakukan sabotase dan kudeta terhadap agenda-agenda reformasi dan demokratisasi yang sedang berjalan saat ini.
“Jadi siapapun mereka, cendana, oligarki Orba, pengusaha hitam serta kelompok yang ingin mengubah ideologi, jika tetap memaksakan diri untuk melakukan sabotase dan kudeta, maka Barikade 98 akan menjadi lawan mereka, dimanapun dan kapanpun,” pungkasnya.
Sementara Ketua Harian DPW Barikade Sulteng Ashar Yahya menegaskan, bahwa Barikade Sulteng 100 persen akan mengawal niat suci ini. Kami akan mengawal demokrasi dan menjaga Indonesia, karena, kita merupakan bagian dari NKRI dan keberagaman.
Kata Ashar Yahya, Barikade 98 adalah organisasi masyarakat sipil yang mempunyai cita-cita luhur untuk mengawal demokrasi dan menjaga Indonesia termasuk di Sulteng.
Selain itu menurutnya, Barikade 98 Sulteng akan berkomitmen menjalin komunikasi dengan semua element kebangsaan yang memiliki kesamaan visi dan misi perjuangan sebagai mana yang tertuang di dalam manifesto Barikade 98, ini menjadi salah satu marwah organisasi yang harus di tegakkan dan diwujudkan dalam setiap langkah Barikade 98 berada.
Hal senada diungkapkan Sekum Barikade 98 Sulteng Husin Alwi. Menurutnya apa yang telah diputuskan DPN Barikade, selain dikawal juga dijadikan spirit. Bahkan Barikade Sulteng akan melakukan kanalisasi gerbong yang komit dan konsisten selain mengawal demokrasi juga akan menjaga reformasi yang telah dicapai.
Barikade 98 Sulteng tambahnya akan menjadi ujung tombak di wilayah Timur Indonesia dalam menjaga serta menjadikan NKRI sebagai harga mati.
Barikade 98 Sulteng menurutnya dalam gerak langkah kedepan akan berkomitmen terhadap garis komando organisasi tertinggi dalam kerja organisasi serta akan mendorong isu lokal menjadi bagian dari kerja politik dan kerja organisasi.
“Lahirnya Barikade 98 di Sulteng akan menjadi salah satu penguat dan perekat element kebangsaan dalam menjaga situasi politik lokal di Sulteng dan siap membangun Sulteng lebih maju dalam segala bidang dengan persatuan para aktivis dan penggiat sosial dalam rumah besar Barikade 98 Sulteng,” tandasnya
Penulis Agus Gerbek