Oleh H. Sofyan Farid Lembah
Hari ini Ahad, 6 Maret 2022 kembali saya bertemu sosok orang tua yang saya kagumi. Sejak pertemuan terakhir sebelum akhiri masa jabatan Wapres, lama saya tak bertemu langsung. Senyum khas dan tegur sapa hangat adalah ciri khasnya. Kini beliau nampak terlihat lebih sehat, gesit dan tentu bersahaja. Usai shalat dzuhur berjamaah di Masjid Agung Baiturrahim Lolu setelah pelantikan Pengurus Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulawesi Tengah beliau kembali menyapa, “Apa khabar? Oh ya saya sudah membaca informasinya. Senyum orang tua yang tersohor itu menyapa sambil menerima uluran jabat tangan. Rasanya batin ini sejuk ditegur sapa oleh beliau yang bukan saja dua kali pernah dipercaya menjadi Wakil Presiden RI, tapi beliau adalah seorang mediator perdamaian ulung yang saya pernah kenal.
Iya hari ini saya baru menyadari sosok beliau sejatinya.
Sungguh, saat ini saya sedang mendalami dan terus mempraktekkan lewat pelatihan dan penanganan pengaduan masyarakat soal PROPARTIF atau yang dulunya dikenal sebagai “Fair Treathment Approach” Propartif adalah singkatan dari Progesif dan Partisipatif adalah sebuah model mediasi ala Belanda yang kini getol dipraktekkan di Ombudsman di seluruh Indonesia.
Sejak tahun 2018 bersama teman teman alumni pelatihan di VU University Amsterdam tak bosan kami sosialisasi dan praktekkan
pendekatan Propartif tersebut disetiap mediasi yang kami lakukan.
Segitiga Emas adalah ruh pendekatan Propartif tersebut. Intinya disini dikedepankan soal sikap mediator seperti jujur, sabar, terbuka, netral tidak memihak, menjaga integritas, akuntabel, kepercayaan dan sikap penasaran yang selalu dikedepankan disetiap keterampilan yang diaplikasi dalam proses mediasi seperti LSD (Listening, Summerizing, Deep Question), Reframming, 7i, CEI( Contens, Emotion and Intention), Mirroring juga Kupas Bawang ( Peeling The Union). Seluruh ketrampilan itu sangat penting dipraktekkan dalam setiap proses penanganan mediasi mulai dari proses memulai (intake), eksploring, Turning point, hingga co creation mencari solusi dan pengakhiran mediasi hingga ke feed back.
Saya baru tersadar bahwa seluruh dasar dasar Segitiga Emas dipendekatan mediasi itu justru melekat kuat pada sosok Jusuf Kalla ini. Beliau sejak tahun 2001 telah mempraktekkannya.
Tak pernah terlupakan saat saat beliau mengajak kami mendatangi Kota Malino di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan untuk berdamai mengakhiri konflik tahunan pada Poso yang tercabik cabik oleh konflik SARA saat itu. Beliau sendiri menyambut kami langsung turun dari bus pembawa delegasi kelompok Islam, “Wa alaikum salam saudara saudaraku”,sapa beliau dengan hangat dan menerima uluran serta cium tangan kami. Senyum sumringah saat itu yang menampakkan sikap optimis diselenggarakannya upaya perdamaian Poso. Hari demi hari beliau dengan sabar, terbuka, netral, memberi kepercayaan kepada kedua belah pihak untuk duduk berunding membahas banyak persoalan serta memberi kesempatan seluruh pihak mengajukan tuntutan. Beliau banyak bertanya saat memimpin sidang sidang dengan pertanyaan seperti LSD, CEI dan mirorring juga Kupas Bawang mencari akar masalah konflik hingga secara bersama mencari solusi yang bisa diterima seluruh pihak. Lebih 3 hari kami duduk bersama dan 4 malam selalu mengevaluasi bersama jalannya perundingan hingga akhirnya secara bahagia dan adil mendapatkan 11 butir Deklarasi Damai Malino Untuk Poso!!!
Sungguh saya adalah orang yang beruntung bisa bersama sama sosok pendamai itu menjadi bahagian sejarah republik ini. Teori Propartif yang diberikan di Belanda sesungguhnya telah dipraktekkan lewat tangan dingin dan sikap maju seorang JK di Malino.
Allahu akbar!, adzan maghrib menghentikan jalannya nostalgia kenangan di Malino saat itu. Kini, sosok JK masih aktif mengurus persoalan sosial kemasyarakatan mulai dari Dewan Masjid hingga Palang Merah Indonesia. Beliau juga tetap sebagai saudagar di bidang otomotif hingga soal kelistrikkan. Tubuh tua itu seolah tak pernah berhenti beraktivitas. Ini adalah sebuah pembelajaran. Dalam ilmu ESQ Ari Ginandjar, beliau memang adalah figur dilevel super 7, artinya jiwa raganya tak pernah berhenti memberikan kontribusi terbaik untuk Negeri ini. Sebagai juru damai, dia adalah sosok figur Maha Guru. Dia adalah sebagus bagusnya orang Indonesia sebagai contoh Mediator Propartif. Jika boleh meminta, saya ingin selalu berguru dan menjadi murid terbaik beliau.
Masjid Nurul Alif, Kabonena Palu, 6 Maret 2022