TOLITOLI – Sumber daya alam di Sulteng menjanjikan. Tapi pemodal dan pengolah suka membuat jalan pintas. Tanpa mengantongi izin, mengeruk dengan cara ilegal, dengan gunakan kekuatan oknum aparat menjalankan aktivitas terlarang. Seperti yang kembali marak penambanban ilegal di Sungai Tabong, Desa Kokobuka, Kecamatan Tiloan, Kabupaten Buol yang sempat ditertibkan aparat kepolisian dari Polda Sulteng, Polres Tolitoli dan Buol.
Informasi yang diperoleh sejumlah wartawan dari sumber yang bisa dipercaya, pemodal PETI yang kembali beroperasi di Sungai Tabong diduga berasal dari Kabupaten Buol. Bahkan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk alat berat yang beraktivitas di Sungai Tabong ini ditangani aparat keamanan.
Sejumlah alat berat yang dipergunakan berupa Excavator untuk mengeruk material, telah diangkut menuju lokasi dari arah Desa Salusu Pande, Kecamatan Lampasio, Kabupaten Tolitoli dikarenakan dari arah Desa Kokobuka Kabupaten Buol menuju ke lokasi di Sungai Tabong tidak dapat diakses, karena melewati hutan belantara dan tanjakan yang terjal.
Informasi yang berkembang di kalangan wartawan di Tolitoli, BBM Solar untuk kebutuhan alat berat itu mereka menggunakan kekuatan oknum aparat berseragam hijau. Namun informasi ini masih akan dilakukan verifikasi terkait benar dan tidaknya.
“Mess mereka ada di depan Kantor Camat Baolan. Bahkan alat berat yang diangkut ke lokasi, mendapat pengawalan dari oknum aparat berbaju hijau,” tutur sumber terpercaya dengan nada meyakinkan yang enggan disebutkan namanya.
Menurutnya, untuk menuju ke lokasi tambang ilegal di Sungai Tabong jalur satu-satu yang mereka lintasi adalah jalur perusahaan kayu milik PT Pitu Lempa di sekitar Desa Salusu Pende. Alat berat Eksavator yang diangkut hanya bisa melintas dijalur tersebut, sementara BBM solar pengangkutannya melintasi jalur sungai di Desa Janja.
Kelompok penambang emas ilegal itu baru kali ini masuk ke lokasi tabong, mereka sudah pernah melakukan kegiatan di lokasi Kokobuka, perkiraan15 km dari Kokobuka, karena kurang hasil akhirnya mereka naik di Tabong,” ceritanya.
Kepala Desa (Kades) Janja, Kecamatan Lampasio, H Mihra Arrabi yang dihubungi wartawan membenarkan kalau di desanya merupakan jalur yang paling singkat menuju lokasi tambang di Tabong. Bahkan BBM Solar juga diangkut menggunakan perahu mesin tempel milik warga.
“Beberapa bulan lalu ada juga yang angkut solar lewat sini, tapi kabarnya mereka sudah angkat kaki karena merasa ada yang ganggu, mungkin ada kelompok baru lagi yang datang dari Buol,” terangnya kepada wartawan.
Menurutnya, Desa Janja adalah jalur yang dimungkinkan paling strategis untuk dilintasi menuju ke lokasi tabong. Selain jangkauan yang dekat juga waktu perjalanan tidak terlalu lama sudah tiba di lokasi.
“Kalau naik perahu tibanya di Sungai Labantik, dari situ naik darat menuju lokasi areal tambang,” katanya. TIM