Day: January 10, 2025

Palu, trustsulteng – Masa kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) periode 2021-2025, tak lama lagi akan berakhir. 

Sejumlah nama yang dianggap layak untuk menduduki posisi Ketua KONI Sulteng mulai diperbincangkan.

Salah satunya, Moh. Irwan Lapata yang akan segera berakhir jabatannya sebagai Bupati Sigi. Saat ini, Moh Irwan juga sebagai Ketua Pengprov Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Sulteng.

Kemudian ada nama Hidayat Lamakarate yang juga mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng. Hidayat saat ini adalah Ketua Pengprov Cabor Renang.

Selain kedua tokoh tersebut, nama lain yang turut jadi perbincangan dan dianggap layak memimpin KONI Sulteng periode 2025-2029 adalah M. Gufron (Ketua Pengprov PBSI), Vera Rompas (Ketua Pengprov Sepak Takraw) dan Husin Alwi (Sekum KONI 2021-2025).

Kelima sosok ini dinilai cukup potensial untuk menduduki posisi Ketua KONI Provinsi Sulteng. Soalnya, mereka semua dianggap telah memiliki pengalaman dan kepedulian tinggi terhadap kemajuan olahraga di Provinsi Sulteng. 

“Lima tokoh ini memang memiliki pengalaman dalam dunia olahraga. Jadi menurut saya, beliau-beliau itu sangat potensial untuk maju dalam bursa pemilihan Ketua KONI Sulteng yang akan berlangsung dalam tiga bulan ke depan,” kata salah satu sumber di internal Pengurus Besar KONI Sulteng yang enggan disebutkan namanya.

Disebutkan, untuk memajukan dunia olahraga, memang bukan hal yang mudah, sebab perlu kolaborasi yang kuat antara pemerintah, dunia usaha dengan para pelaku olahraga.

Supaya proses pembinaan terhadap atlet olahraga di Sulteng nantinya bisa berjalan secara optimal. 

“Dan untuk itu, tentunya diperlukan sosok leader yang kuat dan benar-benar peduli terhadap kemajuan olahraga. Makanya, untuk Ketua KONI Sulteng nanti, harus tokoh yang benar-benar paham, peduli dan siap berkorban materi terhadap dunia olahraga,” ujar salah satu pengurus KONI Sulteng ini.

Sebelumnya, Ketua KONI Sulteng 2021-2025, Nizar Rahmatu mengumumkan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri kembali sebagai Ketua KONI Sulteng untuk periode berikutnya, meskipun ia memiliki kesempatan untuk memperpanjang masa jabatannya.

Hal itu disampaikannya pada Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) Akhir Tahun 2024 KONI Sulteng, yang berlangsung pada 21-22 Desember 2024, yang dihadiri 52 cabang olahraga serta 10 KONI Kabupaten/Kota di Sulteng.

“Walaupun saya masih punya hak memperpanjang, tapi saya tidak. Insya Allah, kepemimpinan saya akan berakhir pada bulan Juli. Kita tetap akan melaksanakan Musprov sesuai rencana,” ujar Nizar seperti dilansir TrueStorySports.

Ia juga membuka peluang bagi siapa saja yang ingin maju sebagai kandidat Ketua KONI Sulteng periode berikutnya.

Saat itu, Nizar juga menyampaikan permohonan maaf atas berbagai capaian yang dinilai belum maksimal selama masa kepemimpinannya.

“Kalau bicara capaian, tentu saya akui masih banyak kekurangan. Ada hal-hal yang belum bisa kita maksimalkan. Insya Allah, siapa pun yang nanti menjadi Ketua KONI dan melanjutkan dunia olahraga ini dan semangat Pakaroso jangan pernah ditinggalkan,” harapnya. ***

Oleh H. Sofyan Farid Lembah

INI bukan soal banjir bandang di kawasan area tambang Morowali juga bukan soal drama Gubernur dan Sekretaris Provinsi Sulteng, apalagi soal ulasan patah kakinya Nguyen Son striker andalan Vietnam. Ini soal ketenangan. Emosi meletup letup bukan dampak ketidak kesesuaian antara harapan dan fakta. Melainkan belum terbukanya road map jalani awal tahun. Ini soal ketenangan.

Manajemen hati itu harus dikelola secara apik lagi bijaksana. Ada soal perilaku, keterampilan dan proses yang harus terus dimainkan. Tak boleh merasa diri paling hebat, paling pintar, merasa kaya juga merasa paling miskin, merasa paling bahkan juga merasa paling jahat sekalipun.

Perilaku hidup tak boleh disandarkan pada rasa. Itu elemen kecil saja karena persepsi harus didorong menjadi komitmen pencapaian kebahagiaan bersama.

Guru silat yang hebat dia paham soal hakekat kehidupan, lalu etika dunia persilatan dan tata kelola perilaku. Seluruh jurus yang dimiliki harus hemat digunakan disetiap permasalahan yang dikelola. Guru silat harus punya reputasi yang membanggakan dan diakui semua kalangan.

Ketika terjadi pergantian tahun maka semua kalangan memulainya dengan sebuah tebaran kebaikan. Bukan ciptakan konflik konflik yang merugikan statuta seorang guru silat. Datangnya rahmat, rejeki, juga amanah adalah sebuah kepastian.

Allah Sang Maha Mengatur manusia tidak akan menelantarkan hamba hambanya yang punya sikap optimis. Kata kuncinya adalah bersabar dan terus melirik tanda tanda zaman.

Melupakan jatidiri adalah sebuah musibah. Semua road map kehidupan yang tadinya mendekat menjadi terhalang karena dia sendiri yang tidak menghendaki. Padahal Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Pemurah. Bila tidak dimulai dengan Tobatan nasuha maka Januari ini menjadi kelabu bahkan terus menggaung hingga Desember.

Disinilah dibutuhkan ketenangan. Minumlah setiap hari di pembuka pagi secangkir kopi pahit di Warung Kopi agar jalan pertobatan terbuka. Tentu semuanya harus dilakukan setelah ibadah ubudiyah selesai dilakukan.

Ngopi adalah salah satu ibadah muamalah. Disitu akan ditemukan ketenangan. Apalagi hadapi sidang sidang dan keputusan Mahkamah Konstitusi kelak dan kinerja Kluivert yang masih meragukan. *selamat ngopi*

Ampana Januari 2025
SFL – Social Worker