Papua – Sejarah mencatat bahwa Arie Samana adalah pahlwan olahraga Sulteng. Mantan pelari 10.000 meter asal Desa Watuawu, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso pernah sukses meraih medali perak bagi Sulteng di PON V Bandung 1961. Disinilah tonggak berdirinya Provinsi Sulteng. Arie Samana telah mengukir sejarah emas bagi daerah ini.
Di PON XX Papua kali ini, sejarah itu terulang kembali. Atlet Atletik asal Kabupaten Poso Noveldi Petingko sukses mengulang raihan prestasi almarhum Arie Samana.
Bertanding di GOR Mimika Sport Complex, Selasa 12 Oktober 2021, Noveldi Petingko pelari 10.000 meter secara mengejutkan finish diurutan ke dua dengan waktu 31 menit 46,39 detik.
Sementara emas direbut Agus Prayogo dengan waktu tercepatnya 31 menit 06,35 detik.
Persaingan antar Noveldi dan atlet asal Kalbar Irmansyah peraih perunggu berlangsung sengit, hingga menjelang akhir lomba. Di detik-detik akhir menjelang finish, pelari bernomor dada 281 itu berhasil mendahului Irmansyah dan mengunci posisi dua. Selisih waktu antara keduanya hanya 0,01 detik.
Penampilan Noveldi ini sungguh menakjubkan. Semangat juangnya tangguh. Ia telah memperlihatkan kepercayaan diri dan kedewasaan yang mementahkan fakta relatif tidak berpengalamannya dalam kompetisi atletik tingkat Nasional.
Namun dibalik kesukseaan Noveldi ini, tidak lepas dari doa dan dukungan masyarat serta restu sang pahlawan, karena sebelum rombongan bertolak ke Tanah Papua, Ketum KONI Sulteng Moh Nizar Rahmatu dan Bendum Andi Nur B Lamakarate usai menyerahkan bantuan Gubernur H Rusdi Mastura kepada ahli waris, menyempatkan ziarah ke makam almarum Arie Samana di Desa Watuawu Kabupaten Poso.
“Bisa jadi raihan ini berkat kunjungan Ketum KONI dan rombongan ke makam almarhum. Apalagi antara almarhum Arie dan Noveldi, sama-sama putra kelahiran Tanah Poso,” ungkap Jum salah satu official Sulteng dengan sedikit berkelakar.
Sementara Ketua Harian Pengprov Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Sulteng Warsita, merasa bangga atas capaian yang ditorehkan Noveldi Petingko di Bumi Cendrawasih Papua.
“Ini prestasi yang sungguh luar biasa, diluar prediksi, karena selain mengulang sejarah atletik Sulteng Tahun 1961, peròlehan ini telah mengharumkan nama Provinsi Sulteng di kancah Nasional. Raihan medali Noveldi ini akan melecutkan motivasi para atlet-atlet lain yang akan berlaga,” ujarnya.
Warsita yang juga Direktur Eksekutif KONI Provinsi Sulteng, menegasakan sebenarnya pihaknya tidak menargetkan bisa secemerlang ini prestasi Noveldi, tapi ternyata kenyataan berkata lain.
Karena lawan-lawannya adalah pelari kenamaan yang tidak hanya memiliki jam terbang, namun sulit dikalahkan, seperti Agus Prayogo atlet Jawa Barat, peraih tiga medali emas di PON Papua.
“Agus Prayogo ini peraih medali emas, baik di nomor 5000 meter, 10.000 meter maupun di nomor marathon 42,195 Km ,” kata Warsita.
Meski demikian, Noveldi Petingko pun telah membuktikan kemampuannya sebagai saingan terberat di nomor 10.000 meter.
Olehnya atas nama Pengprov PASI, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Ketum KONI Sulteng beserta jajaran, Satlak Puslatda serta PT Poso Energi Satu Pamona tempat Noveldi bekerja.
“Semoga dengan raihan ini, pihak PT Poso Energi terus memberikan suport dan dukungan kepada Noveldi sebagai karyawan, untuk terus berkarya dan berprestasi,” ungkapnya.
Ia pun menegaskan bahwa raihan prestasi atlet atletik kali ini, akan menjadi salah satu agenda dalam Musprov PASI Sulteng yang akan dihelat dalam waktu dekat.
“Besar harapan kami ada perhatian extra dari Pengrov terhadap atlet yang telah menorehkan sejarah bagi daerah ini,” pungkasnya.
Penulis : Agus Manggona