Palu, trustsulteng – Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, H. Muhidin Mohamad Said mendorong Pemerintah Sulawesi Tengah menjaga pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada industri pengolahan Smelter.
Legislator Golkar itu menilai, momentum pertumbuhan ekonomi tinggi Sulteng saat ini bisa terjaga dan dimanfaatkan untuk pengembangan sektor lainnya yang mendukung perekonomian.
“Sulteng harus mempersiapkan diri sebagai daerah penyangga IKN serta menjaga lingkungan hidup sekitar agar tetap asri, maka perekonomian Sulteng pada tahun 2025 akan tumbuh semakin kuat dan berkelanjutan,” ucap Muhidin melalui rilis tertulisnya, Senin (30 Desember 2024.
Menurut pria 74 tahun itu, Sulteng sebagai daerah penyangga IKN harus memiliki infrastruktur yang lengkap, mendorong investasi lebih besar, memperkuat industri pengolahan yang berbasis ekspor.
Tak hanya itu, Sulteng juga harus memperkuat sumber baru untuk pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian, perikanan dan kelautan, peternakan, perkebunan dan industri UMKM lainnya serta menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Pertumbuhan ekonomi Sulteng juga tercermin dengan kondisi masyarakatnya yang semakin sejahtera, berkurangnya angka kemiskinan, kemiskinan ekstrem, pengangguran dan ketimpangan antarwilayah. Mari tetap optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Sulteng bisa tumbuh di atas 10 persen pada tahun 2025,” ucap Muhidin.
Jebolan Universitas Tadulako 1971–1975 itu menjelaskan, perkembangan ekonomi Sulteng pada Triwulan III-2024 tumbuh sekitar 9,08 %. Tingkat inflasi terjaga pada kisaran 1,71 %.
Pencapaian ekonomi Sulteng lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 4,95 %.
Hasil itu menjadikan pertumbuhan ekonomi Sulteng tertinggi di seluruh Kawasan Sulawesi sepanjang tahun 2024.
Bahkan pertumbuhan ekonomi Sulteng nomor dua tertinggi di Indonesia setelah Papua Barat yang tumbuh 19,56 persen pada Triwulan III-2024.
Diprediksi hingga akhir tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Sulteng akan meningkat, mengingat adanya libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) akan mendorong aktivitas ekonomi sektor transportasi, makanan dan minuman serta pariwisata dll.
Libur Nataru berpotensi menyumbang pertumbuhan ekonomi sulteng lebih tinggi dari periode sebelumnya.
Tidak bisa kita pungkiri, anugerah kekayaan alam mineral dan bahan tambang melimpah yang dimiliki Sulteng, seperti: nikel, emas, tembaga, besi, dan bauksit, menjadi penopang perekonomian Sulteng selama ini
Sulteng secara massif mampu menjadikan kekayaan mineral dan tambang tersebut menjadi industri pengolahan smelter yang menghasilkan nilai tambah (added value) lebih besar bagi perekonomian.
Selain itu, positioning Sulteng sebagai daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) sangat strategis bagi perekonomian Sulteng kedepan.
Hal ini membuktikan bahwa Kebijakan hilirisasi sektor Industri pengolahan dan pertambangan serta pembangunan IKN, sudah sangat tepat dan menguntungkan bagi Sulteng.
“Tinggal bagaimana Pemerintah daerah mampu memanfaatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut untuk meningkatkan infrastruktur publik dan kesejahteraan secara merata diseluruh wilayah Sulteng,” tutur Muhidin Said.***