
Andi Ridwan Bataraguru
Palu, trustsulteng – Mantan Aktivis 98, Andi Ridwan menyorot kinerja PT. Pembangunan Sulteng sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMN). Andi menilai, Perusda tersebut semakin tidak sehat jika tidak disebut sangat buruk. Sehingga hanya menjadi beban daerah. Tidak memberikan kontribusi apapun terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sulteng (PAD Sulteng). Sehingga patut dipertimbangkan untuk dibubarkan.
Berdasarkan hasil audit tehadap kinerja Perusda sejak 2017 sampai 2019 jumlah penyertaan modal sebesar Rp7,4 miliar.
Dan hasilnya tahun 2017 s/d 2020 BUMD PT.Pembangunan Sulteng mengalami kerugian , menyisahkan saldo sisa Rp5 juta
di tahun 2020, kemudian selanjutnya manajemen baru 2021-2025, makin tekor.
“Bahkan informasi terkini terlilit utang Milyaran Rupiah,” tulis Andi Ridwan.
Oleh karena itu dipandang perlu Gebernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid, segera evluasi BUMD PT. Pembangunan Sulteng dan jika memang benar ditemukan fakta bahwa BUMD ini hanya jadi beban daerah bukan menambah pendapatan, maka segera disikapi.
“Tidak sehat maka jangan ragu untuk di bubarkan,” sarannya.
Lanjut Andi semestinya BUMD PT. Pembangunan Sulteng mengembangkan perekonomian daerah Sulawesi Tengah dapat meningkatkan pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui laba yang diperoleh, sehingga dapat digunakan untuk membiayai pembangunan daerah.
“Tapi sayangnya hanya menjadi beban selama puluhan tahun,” pungkasnya.
Sebelumnya Gubernur Anwar Hafid mengeluhkan sejumlah ketimpangan pembagian dana bagi hasil (DBH) dengan Komisi II DPR RI.
Komisi II kini mendorong hadirnya regulasi pembinaan dan pengawasan BUMD, termasuk kemungkinan pembubaran BUMD yang tidak sehat.**
editor; ylb