Skip to content
TrustSulteng

TrustSulteng

Berita Aktual Sulteng

  • About
  • Blog
  • Contact
  • Kolom Rubrik
  • Pin Posts
  • Tentang Kami
Trust TVChanel
Lahan Digusur, Isnawati Dorong RDP DPRD Sulteng
  • Uncategorized

Lahan Digusur, Isnawati Dorong RDP DPRD Sulteng

Adm Red. May 5, 2025

Palu, trustsulteng – Warga Talise menegaskan lahan yang merupakan hak mereka telah digusur dan tidak pernah melakukan koordinasi berkaitan pembukaan jalan PT Palu Citra Minerals atau CPM.

Bahkan mereka dilaporkan secara hukum atas penyegelan Kantor Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) pada 28 April 2025.

Isnawati, perwakilan warga Laranggarui, Kelurahan Talise, Kota Palu, mengemukakan bahwa masyarakat setempat telah mendorong pelaksanaan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Provinsi Sulawesi Tengah.

Wakil Ketua I DPRD Sulteng, Aristan, disebut sudah menerima surat permohonan resmi dari warga.

“Kami masyarakat Laranggarui alhamdulillah sudah menyerahkan surat kepada Waket I Aristan dan sudah diterima,” ujar Isnawati kepada media, Senin 5 Mei 2025.

Isnawati menyebut aksi penyegelan kantor LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) oleh warga terjadi karena mereka merasa suara mereka diabaikan.

“Kami sudah beberapa kali bersabar menunggu dipertemukan dengan tiga inisial yang terkait, tetapi tidak pernah direspons,” tegasnya.

Menurut Isnawati, polemik soal pembebasan dan penjualan lahan sebenarnya bukan isu yang dilemparkan warga, melainkan pernyataan yang datang dari pihak CPM.

“Jalan yang sekarang dinikmati CPM itu dulunya adalah tanah masyarakat. Tapi sampai sekarang, janji-janji CPM kepada kami belum juga terealisasi. Kami juga tidak pernah menagih janji-janji itu sampai titik sekarang ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, Isnawati menegaskan bereaksi karena lahan mereka sudah gusur.

“Digusur tanpa pamit kepada masyarakat,” tandas Isna.

Meski begitu, ia menyatakan masyarakat tidak mempersoalkan langkah hukum yang mungkin diambil pihak LPM.

“Itu hak mereka, kami menunggu saja langkah hukum mereka,” kata Isnawati.

Saat ini, warga berharap RDP di DPRD Sulteng bisa menjadi wadah dialog untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi antara masyarakat, LPM, dan pihak perusahaan. ***

Gubernur Gagas Brigade Pertanian dan Subsidi Pupuk ke RPJMD
  • Uncategorized

Gubernur Gagas Brigade Pertanian dan Subsidi Pupuk ke RPJMD

Adm Red. May 2, 2025

Palu, trustsulteng – Langkah revolusioner dicetuskan Gubernur Sulteng Dr. H. Anwar Hafid, M.Si dalam rangka menggenjot produksi pertanian hingga 6 ton/hektar.

Ide membentuk brigade pertanian diungkapnya pada rapat pemantapan rancangan RPJMD Provinsi Sulteng Tahun 2025-2029 di kantor Bappeda, Jum’at (2/5).

Rapat dihadiri Wagub dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes, Sekprov Dra. Novalina, M.M, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Dr. Rudi Dewanto, S.E., M.M, Kepala Bappeda Dr. Ir. Christina Sandra Tobondo, M.T dan Kepala Badan Pendapatan Drs. Rifki Anata Mustaqim, M.Si.

Brigade pertanian diharapkan dapat mengoptimalkan pemakaian alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam mengolah lahan pertanian.

Alih-alih sekadar dibagikan ke kelompok tani yang justru hanya menguntungkan kelompoknya, alsintan mesti dikelola secara adil dan profesional.

Karenanya, tugas brigade ini ibarat ‘task force’ keliling yang siap siaga membantu petani mengolah sawah mereka dengan mekanisasi pertanian.

Tak hanya soal alsintan, gubernur juga menggarisbawahi pentingnya pupuk sebagai ‘suplemen’ bagi tanaman agar produktivitas panen bertambah pesat.

Gubernur menyodorkan gagasan mensubsidi pupuk non-subsidi di pasaran, agar bisa dibeli petani dengan harga setara pupuk subsidi.

Dengan demikian, kendala pasokan pupuk yang kerap dikeluhkan petani saat tiba musim tanam dapat teratasi.

Langkah-langkah strategis tersebut merupakan bagian dari pemantapan RPJMD yang sedang difinalisasi Bapedda bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

Rancangan RPJMD ini akan segera dibahas dengan DPRD Provinsi Sulawesi Tengah guna mendapatkan persetujuan dan penetapan.

Lebih lanjut gubernur menekankan bahwa RPJMD menjadi rujukan utama perangkat daerah dalam mem-breakdown program-program unggulan BERANI yang berfokus pada 3 aspek yakni pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.

Misalnya, BERANI Cerdas dengan membebaskan biaya pendidikan dari segala bentuk pungutan seperti praktek kerja industri dan uji kompetensi di SMK; pemberian dana BOSDA ke SMA/SMK swasta dan pemberian beasiswa kuliah bagi mahasiswa Sulteng di jurusan apa pun dan di mana pun mereka kuliah.

Sementara lewat BERANI Sehat, masyarakat baik yang belum terdaftar program BPJS Kesehatan maupun yang sudah terdaftar namun status kepesertaan ‘mati’ karena tunggakan, dapat memperoleh layanan kesehatan di faskes mana saja yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan hanya dengan menunjukkan identitas KTP Sulteng.

“Kalau dua beban terberat ini sudah diangkat (pendidikan dan kesehatan) tinggal kita keroyok kesejahteraannya. Bagaimana orang (bisa) sejahtera maka harus ada listrik, harus ada signal, harus ada jalan, harus ada pekerjaan,” tegasnya untuk mewujudkan Sulteng Nambaso (besar) lewat implementasi 9 program BERANI.**

sumber; biro adpim

Bappenas Siap Bahas DBH Tambang untuk Sulteng
  • Uncategorized

Bappenas Siap Bahas DBH Tambang untuk Sulteng

Adm Red. May 2, 2025

Palu, trustsulteng – Perjuangan Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, agar daerah penghasil nikel mendapatkan Dana Bagi Hasil (DBH) yang adil mulai membuahkan hasil. Setelah pernyataannya viral usai disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi II DPR RI dan Kemendagri, pemerintah pusat melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kamis 1 Mei 2025 langsung merespons. Kepala Bappenas bahkan meminta Gubernur Anwar menyusun kajian resmi sebagai langkah awal pembahasan di tingkat nasional, membuka peluang bagi Sulawesi Tengah untuk memperoleh porsi DBH yang lebih proporsional.

“Alhamdulillah, tadi pagi saat kami sedang melaksanakan talk show dalam rangka Berani Ngopi bersama teman-teman serikat pekerja KLS, saya ditelepon oleh Pak Deputi dari Kementerian Bappenas dan saya bicara langsung dengan Kepala Bappenas. Beliau menyampaikan, ‘Tolong Pak Gubernur dibuatkan kajiannya supaya nanti kita sama-sama presentasikan di Jakarta, sehingga kita bisa melihat dan mengusulkan kepada Bapak Presiden bagaimana sungguhnya proporsi yang adil buat masyarakat Sulawesi Tengah dengan adanya industri, kawasan-kawasan industri penghasil nikel di Indonesia ini,’” ujar Anwar Hafid.

Gubernur Anwar Hafid menekankan bahwa perjuangan untuk mendapatkan porsi DBH yang adil bukanlah hal baru baginya. Sejak menjabat sebagai Bupati Morowali, beliau telah menyuarakan pentingnya pembagian DBH yang proporsional kepada daerah penghasil. “Saya kira ini adalah hal yang harus kita perjuangkan oleh semua stakeholder, elemen masyarakat Sulawesi Tengah. Karena memang kita ini adalah salah satu penghasil devisa negara dengan adanya industri-industri smelter nikel yang ada di Sulawesi Tengah. Sehingga kita berharap bahwa ke depan ini perhitungan DBH itu setidaknya diberikan secara proporsional kepada Provinsi Sulawesi Tengah, baik itu kabupaten penghasil maupun pemerintah Sulawesi Tengah secara umum,” tegasnya.

Beliau juga menyoroti perbedaan antara DBH dan Corporate Social Responsibility (CSR), di mana DBH langsung masuk ke pemerintah daerah dan dapat digunakan untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi era pasca-tambang. “Karena dana ini langsung ke pemerintah daerah, beda dengan CSR yang juga CSR adalah kewenangan perusahaan sehingga kita tidak bisa mengontrolnya,” jelasnya.

Dukungan terhadap perjuangan ini datang dari berbagai elemen masyarakat Sulawesi Tengah, termasuk aktivis, akademisi, dan masyarakat umum. “Saya sangat bersyukur bahwa ternyata apa yang saya suarakan ini sekarang menjadi viral dan itu mendapat dukungan luar biasa. Saya melihat diskusi di setiap grup-grup WhatsApp yang ada di Sulawesi Tengah ini, kebanyakan memberikan support agar terus kita berjuang bersama-sama,” ungkap Anwar Hafid.

Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah tengah menyusun data dan program-program pembangunan prioritas yang akan didukung oleh DBH. Salah satu program unggulan yang telah berjalan adalah “Berani Cerdas”, yang memberikan beasiswa kepada masyarakat Sulawesi Tengah yang berprestasi dan tidak mampu.

“Sampai dengan hari ini, kurang lebih ada sudah sekitar 50 ribu rakyat Sulawesi Tengah yang mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa,” katanya.

Gubernur Anwar Hafid berharap bahwa dengan adanya perhatian dari pemerintah pusat, khususnya Bappenas, Sulawesi Tengah dapat memperoleh porsi DBH yang adil, sehingga dapat mendukung berbagai program pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kami butuh ada kekuatan fiskal daerah dengan berharap dari dana bagi hasil itu untuk mendukung semua program-program Bapak Presiden, sehingga ini bisa terwujud dengan baik dan masyarakat pasti sejahtera, Sulawesi Tengah juga begitu,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur Anwar Hafid menggegerkan ruang Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi II DPR RI di Jakarta, Selasa (29/4/2025), dengan pernyataan keras soal ketimpangan Dana Bagi Hasil (DBH) tambang yang diterima Sulawesi Tengah. Ia mengungkap bahwa meski provinsinya menjadi salah satu kontributor terbesar bagi penerimaan negara dari industri nikel dan smelter, namun hanya menerima sekitar Rp200 miliar DBH per tahun, jauh dari proporsi yang layak dibanding dampak kerusakan yang ditanggung daerah.

Anwar juga menyoroti praktik perpajakan yang tak berpihak ke daerah penghasil, serta kebijakan tax holiday yang dinilainya justru menguntungkan korporasi besar dan memiskinkan daerah. Pernyataan itu viral dan memicu respons luas, hingga akhirnya Bappenas meminta Pemprov Sulawesi Tengah menyusun kajian resmi sebagai langkah awal pembahasan kebijakan DBH yang lebih adil di tingkat nasional. **

Nyaris Bentrok, Massa Keluarga Ahli Waris Abdurrabie-Lasapi Duduki Lokasi PT Vale
  • Uncategorized

Nyaris Bentrok, Massa Keluarga Ahli Waris Abdurrabie-Lasapi Duduki Lokasi PT Vale

Adm Red. May 2, 2025

Morowali, trustsulteng – Ratusan massa berunjuk rasa di lokasi PT Vale, masuk konsesi wilayah Sulawesi Tengah. Tepatnya Desa Ululere, Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali. Massa aksi gabungan rumpun ahli waris Abdurrabie dan Lasapi yang berasal dari Morowali dan Luwu Timur Sulawesi Selatan.

Lokasi didatangi massa adalah garapan PT Vale berada di titik perbatasan Sulteng dan Sulsel yang dikenal dengan sebutan kawasan seba-seba.Yang saat ini sedang dikerjakan PT Putra Mahalano  kontraktor PT Vale (MBB1), Kamis 1 Mei 2025.

Tuntutan masa aksi selain mendesak PT. Vale Indonesia untuk menyelesaikan hak-hak ahli waris Abdurrabbie sebelum melaksanakan aktivitas pertambangan, juga merespon terkait adanya pengrusakan posko keluarga ahli waris oleh oknum suruhan kontraktor PT Vale.

“Kami ada disini untuk memperjuangkan hak kami. Sekaligus respon dari kekecewaan keluarga atas pengrusakan tenda, posko dan spanduk,” ungkap Arlan, Kordinator Lapangan (Korlap) aksi.

Selaku korlap lanjut Arlan, tegas meminta kepada pihak security agar lokasi MBB1 segera dikosongkan. Tidak boleh ada aktivitas sampai adanya penyelesaian hak-hak ahli waris oleh PT. Vale.

Situasi memanas, terjadi keributan lantaran salah seorang dari tim security jadi sasaran massa. Diduga pelaku merusak posko keluarga ahli waris yang mengaku preman ketika terjadinya pengrusakan. Massa meminta kepada aparat kepolisian supaya yang bersangkutan diamankan dan dikeluarkan dari lokasi.

Sayangnya tidak ada perwakilan PT Vale yang bisa menerima tuntutan massa dari keluarga ahli waris Abdurrabie dan Lasapi.

Walau nyaris terjadi bentrok antara massa aksi dengan pengamanan PT Vale. Situasi masih aman terkendali hingga massa membubarkan diri secara teratur.

Sekadar diketahui, Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah di masa Gubernur Rusdy Mastura telah memerintahkan kepada PT Vale agar membayarkan lahan garapan tanam tumbuh keluarga ahli waris Abdurrabie-Lasapi.

Lokasi tanam tumbuh didalamnya sejak lahan dikuasai keluarga Abdurrabie-Lasapi berupa pohon damar, jambu mente, cengkeh. Ada juga tanaman nilam, sawit, dan marica/lada.

Perintah membayarkan oleh Gubernur Sulteng, berdasarkan kajian panjang oleh dinas dan instansi teknis, seperti Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, ATR/BPN, Dinas ESDM, dan Kejaksaan Tinggi. Dan dihadiri perwakilan PT. Vale. ***

editor: ylb

 

 

 

Bantah Tuduhan Menjual Lahan ke CPM, Begini Penjelasan Pengurus LPM Talise
  • Uncategorized

Bantah Tuduhan Menjual Lahan ke CPM, Begini Penjelasan Pengurus LPM Talise

Adm Red. May 1, 2025

Palu, trustsulteng – Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Talise membantah tuduhan yang menyebutkan bahwa mereka telah menjual lahan garapan di kompleks Bukit Laranggarui kepada PT Citra Palu Minerals (CPM).

Ketua LPM Talise, Toni Hasbi, menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar dan merupakan fitnah yang merugikan nama baik lembaga serta pengurusnya.

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan pada Rabu malam, 30 April 2025, Toni Hasbi didampingi oleh Ketua Bidang, Ikhlas MS SH, serta pengurus LPM lainnya, menyatakan bahwa pihaknya akan menempuh jalur hukum untuk melaporkan beberapa individu yang diduga menyebarkan informasi palsu kepada media.

Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menjaga integritas lembaga dan menghindari penyebaran informasi yang menyesatkan masyarakat.

“Kami menegaskan bahwa itu fitnah, tidak pernah ada proses jual beli yang melibatkan LPM Talise kepada pihak manapun, termasuk kepada pihak CPM. Kami menduga ada pihak-pihak yang sengaja menyebarkan informasi tidak benar kepada media untuk mencemarkan nama baik kami,” ucap Ihklas MS SH, Ketua Bidang LPM Talise.

Ia juga menambahkan bahwa tuduhan tersebut merupakan upaya untuk menyebarkan kebencian di masyarakat dengan menyebarkan informasi yang tidak benar.

“Hasil kesepakatan kemarin kami rapat, kami akan melaporkan ke Polda atas nama Lembaga LPM dan satu lagi laporan ke Polresta beberapa nama yang diduga memberikan informasi palsu ke media. Tuduhan itu merupakan fitnah. Kami tidak memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan tanah karena itu di luar kewenangan kami sebagai lembaga kemasyarakatan” tambahnya.

Sebelumnya, pada Senin sore, 28 April 2025 lalu, puluhan warga yang mengatasnamakan diri sebagai Masyarakat Talise Penggarap Lokasi Laranggarui melakukan aksi penyegelan kantor LPM Talise.

Aksi ini dipicu oleh dugaan penjualan lahan garapan secara sepihak oleh oknum pengurus LPM kepada PT CPM.

Warga memasang spanduk bertuliskan “Segel LPM, turunkan oknum mengatasnamakan lembaga yang membodohi masyarakat” sebagai bentuk protes.

Menanggapi aksi tersebut, Ketua LPM Talise, Toni Hasbi, menyatakan bahwa seharusnya pihak Kelurahan Talise melakukan koordinasi dengan pengurus LPM untuk memediasi dan berdiskusi dengan warga guna meluruskan informasi terkait tuduhan tersebut.

Ia juga menyoroti indikasi dugaan keterlibatan beberapa oknum dari pihak Kantor Kelurahan Talise dalam memperkuat narasi yang tidak benar ini, yang dinilai turut memperkeruh situasi dan menyebabkan penyegelan kantor LPM.

“Kami dengan tegas menyatakan itu tidak benar, bahwa tidak pernah terjadi jual beli, maupun transaksi dalam bentuk apapun yang dilakukan oleh Pengurus LPM Talise kepada pihak manapun terkait lahan itu,” tegas Toni Hasbi.

Ia menambahkan bahwa LPM sebagai lembaga kemasyarakatan di tingkat kelurahan tidak memiliki kewenangan untuk menjual atau mengalihkan aset tanah, terlebih yang berstatus lahan garapan masyarakat.

LPM Talise, menurut Toni, siap membuka ruang klarifikasi dan dialog secara terbuka apabila masyarakat menginginkan penjelasan resmi. Ia menekankan pentingnya penyelesaian persoalan berdasarkan data dan bukti, bukan asumsi.

Sementara itu dikutip dari Radar Sulteng, General Manager Eksternal Affairs and Security PT CPM, Amran Amir, saat dikonfirmasi, membantah adanya transaksi jual beli lahan antara pengurus LPM Talise dengan pihaknya.

“Tidak ada pengurus LPM Talise yang menjual lahan ke CPM. Saya tidak paham yang mana lahan di kompleks Bukit Laranggarui itu,” ujarnya. Ia juga mempertanyakan apakah ada bukti transaksi jual beli yang dimiliki oleh pihak yang menuduh ?.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Kelurahan Talise terkait dugaan keterlibatan oknum internal dalam penyebaran informasi yang dituding menyesatkan tersebut.

Pengurus LPM Talise menyatakan akan tetap menempuh jalur hukum guna menuntut keadilan atas pencemaran nama baik lembaga dan pribadi pengurus.**

 

Terkait Tudingan Oknum LPM Menjual Lahan, Ikhlas; Itu Fitnah..!
  • Uncategorized

Terkait Tudingan Oknum LPM Menjual Lahan, Ikhlas; Itu Fitnah..!

Adm Red. April 30, 2025

Palu, trustsulteng-Aksi masyarakat penggarap lahan bukit laranggarui kelurahan talise kecamatan mantikulore, dengan menyegel kantor LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) mendapat tanggapan dari ketua LPM Talise, Ikhlas.

Termasuk tudingan dugaan penjualan lahan eks HGB PT. Sinar Putra Murni dan PT Sinar Waluyo oleh oknum anggota LPM ditanggapi Ikhlas, Ketua LPM Kelurahan Talise.

Seperti dikutip dari berita radarsulteng.net, Ketua LPM Talise, Ikhlas mengatakan bahwa tudingan tersebut merupakan fitnah dan tidak benar. Pihaknya bahkan telah melaporkan hal itu ke aparat penegak hukum atas tuduhan pencemaran nama baik secara pribadi pengurus maupun lembaga. “Kami juga melaporkan terkait pengrusakan,” sebutnya.

Ikhlas membantah jika masa HGB lokasi tersebut sudah berakhir. Dia menyebut HGB itu sudah diperpanjang, hanya saja, ia belum menyampaikan waktu perpanjangan lokasi tersebut. “Nanti akan saya sampaikan, belum sekarang,” katanya.

Dia mengaku pernah menjadi lawyer pemilik HGB yakni PT SPM. “Sehingga ketemu antara PT CPM dan SPM sehingga sudah diselesaikan,” ujarnya.

“Mungkin karena kami juga pengurus LPM sehingga difitnah kami yang menjual,” paparnya.

Ketika disinggung soal bukti transaksi antara dua perusahaan tersebut, Ikhlas justeru tidak mengetahui. “Lantas darimana anda tahu kalau ada penyelesaian? Saya tahu lah, karena saya lawyernya,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Sementara itu, GM Eksternal Affairs and Security PT CPM, Amran Amir saat dikonfirmasi membantah jika ada oknum pengurus LPM Kelurahan Talise yang menjual lahan ke mereka.

“Tidak ada pengurus LPM Talise yang menjual lahan ke CPM. Saya tidak paham yang mana lahan di kompleks bukit Laranggarui itu? Saya tidak paham, lahan mana yang diminta masyarakat agar CPM tidak beraktivitas di lahan tersebut? Alasannya apa ya? ” tanya dia.

Disinggung lagi soal pemilik HGB PT SPM yang menjual lahan ke PT CPM, Amran hanya bertanya kembali apakah informan punya bukti transaksi. “Dia punya bukti transaksi jual beli ya?,” pungkasnya

Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan masyarakat penggarap lahan melakukan aksi penyegelan kantor LPM, senin sore (28/4). Penyegelan tersebut sebagai puncak kekesalan masyarakat, karena PT. CPM menggusur lahan garapan masyarakat dengan alasan ada oknum pengurus LPM Talise telah menjual lahan yang sebelumnya dikuasai (HGB) PT. SPM dan berakhir 2019. **

editor:ylb

 

 

Dinilai Membebani Daerah, Gubernur Anwar Hafid Diminta Bubarkan PT Pembangunan Sulteng
  • Uncategorized

Dinilai Membebani Daerah, Gubernur Anwar Hafid Diminta Bubarkan PT Pembangunan Sulteng

Adm Red. April 30, 2025

Palu, trustsulteng – Mantan Aktivis 98, Andi Ridwan menyorot kinerja PT. Pembangunan Sulteng sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMN). Andi menilai, Perusda tersebut semakin tidak sehat jika tidak disebut sangat buruk. Sehingga hanya menjadi beban daerah. Tidak memberikan kontribusi apapun terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sulteng (PAD Sulteng). Sehingga patut dipertimbangkan untuk dibubarkan.

Berdasarkan hasil audit tehadap kinerja Perusda sejak 2017 sampai 2019 jumlah penyertaan modal sebesar Rp7,4 miliar.

Dan hasilnya tahun 2017 s/d 2020 BUMD PT.Pembangunan Sulteng mengalami kerugian , menyisahkan saldo sisa Rp5 juta

di tahun 2020, kemudian selanjutnya manajemen baru 2021-2025, makin tekor.

“Bahkan informasi terkini terlilit utang Milyaran Rupiah,” tulis Andi Ridwan.

Oleh karena itu dipandang perlu Gebernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid⁩, segera evluasi BUMD PT. Pembangunan Sulteng dan jika memang benar ditemukan fakta bahwa BUMD ini hanya jadi beban daerah bukan menambah pendapatan, maka segera disikapi.

“Tidak sehat maka jangan ragu untuk di bubarkan,” sarannya.

Lanjut Andi semestinya BUMD PT. Pembangunan Sulteng mengembangkan perekonomian daerah Sulawesi Tengah dapat meningkatkan pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui laba yang diperoleh, sehingga dapat digunakan untuk membiayai pembangunan daerah.

“Tapi sayangnya hanya menjadi beban selama puluhan tahun,” pungkasnya.

Sebelumnya Gubernur Anwar Hafid mengeluhkan sejumlah ketimpangan pembagian dana bagi hasil (DBH) dengan Komisi II DPR RI.

Komisi II kini mendorong hadirnya regulasi pembinaan dan pengawasan BUMD, termasuk kemungkinan pembubaran BUMD yang tidak sehat.**

editor; ylb

 

 

Sumbang Negara Rp570 Triliun, Sulteng Hanya Kebagian Rp200 Miliar
  • Uncategorized

Sumbang Negara Rp570 Triliun, Sulteng Hanya Kebagian Rp200 Miliar

Adm Red. April 30, 2025

Jakarta,trustsulteng – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid secara blak-blakan mengungkap ketimpangan Dana Bagi Hasil (DBH) yang dialami daerahnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi II DPR RI di Gedung Parlemen, Selasa 29 April 2025

Dalam forum yang dihadiri Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendsgri) Ribka Haluk dan dipimpin langsung Ketua Komisi II Rifqinizamy Karsayuda, Anwar menumpahkan kegelisahan yang selama ini dirasakan masyarakat Sulteng terhadap ketidakadilan distribusi hasil kekayaan alam.

Dalam pernyataannya, Anwar Hafid menyampaikan fakta mencolok bahwa meskipun Sulawesi Tengah menjadi salah satu kontributor terbesar bagi penerimaan negara dari sektor tambang, termasuk industri smelter yang disebut Presiden menyumbang hingga Rp570 triliun, provinsinya hanya menerima DBH sekitar Rp200 miliar per tahun.

Dia menggambarkan kondisi daerahnya sebagai “hancur-hancuran” akibat aktivitas pertambangan yang masif namun tak memberi dampak signifikan bagi pendapatan daerah.

“Saya contohkan Sulawesi Tengah. Sulawesi Tengah itu adalah salah satu provinsi penyumbang defisit terbesar juga di Indonesia ini. Bapak Presiden bilang ada Rp570 triliun dari pajak yang bersumber dari industri smelter yang ada di Sulawesi Tengah. Tapi coba bapak bayangkan setiap tahun DBH itu kami hanya mendapatkan Rp200 miliar. Negeri kami itu hancur-hancuran, Pak. Tambang di mana-mana, hancur-hancuran, Pak, negeri kami itu,” ungkap Anwar penuh emosi di hadapan Komisi II.

Dia juga menyoroti kelemahan sistem perpajakan yang hanya mengenakan pajak di “mulut tambang”, bukan di “mulut industri” seperti halnya di wilayah-wilayah lain yang telah mengadopsi izin usaha pertambangan pemurnian.

Menurutnya, jika pajak dikenakan saat produk nikel telah menjadi stainless steel, maka nilai ekonomis dan PAD Sulawesi Tengah bisa bersaing dengan provinsi-provinsi kaya seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Tak hanya itu, Anwar menyoroti kebijakan tax holiday dan tax allowance yang diberikan kepada perusahaan industri smelter hingga 25 tahun.

Sementara cadangan nikel di Morowali, katanya, hanya tinggal 10 tahun.

Dia mengkhawatirkan kondisi pasca-ekspolitasi nikel, ketika semua keuntungan telah diraup dan wilayahnya ditinggalkan tanpa hasil berarti.

“Kemarin saya paksa, pak. Tapi takutnya nanti dilaporin lagi saya ke pusat. Saya bilang kalau kalian tidak mau membuka perwakilan di Sulawesi Tengah, silakan angkat kaki. Tapi mereka semua sekarang bilang, Gubernur apa-apa sih, biar marah juga nggak ada masalah. Kita nggak ketemu juga, nggak ada juga keperluan kita sama gubernur,” tambah Anwar dengan nada kecewa.

Dia juga menyinggung keberadaan NPWP para pengusaha yang mayoritas terdaftar di Jakarta.

“Jadi mereka benar-benar mengambil keuntungan di sana. Kita yang merasakan dampaknya, kita tidak punya apa-apa,” ujarnya seraya meminta Komisi II untuk memperjuangkan hak daerah secara lebih serius. Sementara itu, Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda menjelaskan, rapat ini merupakan bagian dari pengawasan dana transfer pusat ke daerah.

Dia menyebut selama ini DPR RI belum maksimal mengawasi setelah dana ditransfer ke APBD.

Komisi II katanya, ingin mendalami penggunaan berbagai jenis dana, termasuk Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, dan Dana Insentif Daerah.

“Kita tahu hakikat dana transfer pusat ke daerah ini adalah dana APBN yang ditransfer ke provinsi dan kabupaten/kota masing-masing. Tapi selama ini DPR RI belum melakukan pengawasan setelah dana itu masuk ke APBD,” kata Rifqi.

Dia juga menyoroti kinerja BUMD yang di banyak daerah justru menjadi beban, bukan aset.

Komisi II kini mendorong hadirnya regulasi pembinaan dan pengawasan BUMD, termasuk kemungkinan pembubaran BUMD yang tidak sehat.

Rapat ini juga membahas reformasi birokrasi dan penyelesaian masalah honorer, yang disebut Rifqi masih menjadi pekerjaan rumah besar di berbagai daerah.

Dia memastikan bahwa forum seperti ini akan terus dilanjutkan secara berkala agar kebijakan pusat benar-benar berpijak dari kebutuhan nyata di daerah.

Bagi Anwar Hafid, forum ini menjadi ruang penting untuk menyampaikan kegelisahan yang selama ini tak terdengar.

Dia menegaskan, para kepala daerah, meski dipilih langsung oleh rakyat, masih terkekang oleh wewenang pusat dan sistem regulasi yang kerap tak berpihak pada kepentingan daerah.

“Komisi II ini adalah komisi yang sangat strategis. Dan pintu kami ada di situ, pak. Mungkin sudah waktunya, pak, dikorek-korek lagi,” pungkas Anwar dengan harapan besar.

RDP ini menjadi momentum penting, menegaskan bahwa desentralisasi fiskal di Indonesia masih menyisakan ketimpangan yang dalam, dan suara dari daerah seperti Sulawesi Tengah harus menjadi prioritas dalam pembenahan kebijakan nasional.**

sumber; biro adpim/editor; ylb

Kemiskinan di ‘Negeri Seribu Tambang’
  • Uncategorized

Kemiskinan di ‘Negeri Seribu Tambang’

Adm Red. April 29, 2025

Palu, trustsulteng – Propinsi Sulteng dikenal dunia sebagai pemilik cadangan nikel terbesar dan sejumlah kekayaan mineral tambang lainnya. Namun dibalik semua ini, kemiskinan masih berada di atas 11 persen.

Gubernur Anwar Hafid, merasa sangat bertanggung jawab untuk segera keluar dari paradoks yang harus diselesaikan bersama antara pemerintah dan pelaku usaha industri tambang terkhusus koorporasi di Kabupaten Morowali dan Morowali Utara.

“Saya harap teman-teman bisa mengambil peran dalam program-program BERANI lewat CSR dan Community Development perusahaan,” ujarnya saat pertemuan dengan perwakilan korporasi tambang di ruang polibu.

CSR yang dimaksud, misalnya dengan pemberian beasiswa pendidikan tinggi bagi anak-anak Sulteng yang cerdas hingga selesai di negeri Tiongkok yang kini menjadi episentrum pengembangan sains dan teknologi.

Dirinya juga menantang perusahan agar membangun rumah sakit bertaraf internasional supaya masyarakat Sulteng tidak perlu berobat hingga ke luar daerah maupun ke luar negeri.

Pembangunan dua sektor vital ini merupakan tanggungjawab moral perusahaan untuk mensejahterakan masyarakat atas sumber daya alam yang sudah diambilnya.

Di samping itu dengan memiliki SDM yang berdaya saing maka Sulteng sedikit demi sedikit akan melepas ketergantungan dari sektor tambang di masa mendatang.

“Walau habis nikel kami tapi bapak sudah mewariskan SDM kepada kami,” tegasnya bahwa peningkatan SDM adalah investasi jangka panjang membangun visi Sulteng Nambaso atau Sulteng yang besar.

Lebih lanjut lagi, perusahaan harus ikut andil dalam mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan fokus pada optimalisasi penerimaan pajak daerah.

Gubernur mengajak perusahaan supaya transparan mengenai jumlah alat berat dan kendaraan di lingkar tambang serta sumber pengambilan bahan bakarnya untuk mengejar potensi pajak bahan bakar minyak.

Dengan banyaknya perusahaan tambang di Sulteng ternyata belum maksimal bagi pemasukan pajak bahan bakar minyak yang hanya menyentuh 300 Miliar Rupiah per tahun.

Padahal Provinsi Kalimantan Timur sebagai perbandingan, mampu meraup setoran pajak hingga 7 Triliun Rupiah per tahun dari pajak bahan bakar minyak.

Begitu pula dengan registrasi NPWP perusahaan yang masih terdaftar di luar daerah padahal mereka melakukan aktivitas di Sulteng. Olehnya gubernur meminta kesadaran manajemen perusahaan supaya memiliki kantor dan ber-NPWP Sulteng agar pajak mereka tidak dibayar di luar daerah.

Disamping tujuan lain untuk mempercepat komunikasi dan koordinasi dengan Pemda lewat perwakilan perusahaan yang berkantor di Sulteng khususnya di Palu.

Pajak lain yang ikut dilirik gubernur ialah pajak air permukaan dan pajak bea balik nama kendaraan mengingat banyaknya kendaraan perusahaan yang masih menggunakan plat luar Sulteng atau non-DN, sehingga pajak kendaraan bermotor yang dibayar tidak masuk ke kas daerah.

“Semuanya sudah punya peraturan tinggal kita jalan,” imbuhnya memastikan legalitas pemungutan pajak potensial dari perusahaan tambang.

Poin lain yang digarisbawahi gubernur ialah soal Tenaga Kerja Asing (TKA) supaya perusahaan lebih terbuka dalam melaporkan pekerjanya sebab terindikasi banyak pekerja asing yang bekerja di dua atau lebih kabupaten di Sulteng.

Ulasnya jika pekerja asing bekerja di beberapa kabupaten dalam satu provinsi maka penerimaan daerah dari TKA ini menjadi pendapatan provinsi bukan kabupaten.

Selain itu gubernur juga meminta perusahaan mengevaluasi program pelatihan Bahasa Indonesia ke pekerja asing karena dinilai hasilnya tidak optimal.

“Pernah ketemu tenaga kerja asing, saya uji pakai Bahasa Indonesia yang umum tapi tidak bisa padahal sudah ada pelatihan,” urainya yang pernah menanyakan ke pekerja asing ‘apakah sudah makan’ dalam Bahasa Indonesia tapi tidak dijawab karena tidak bisa berbahasa Indonesia.

Dengan kendala bahasa tersebut, gubernur melalui dinas pendidikan dan universitas tadulako telah menjalin MoU dengan lembaga pelatihan bahasa asing untuk menyelenggarakan kursus Bahasa Mandarin secara gratis bagi masyarakat dan pelajar.

Harapannya supaya dihasilkan tenaga penerjemah lokal yang akan terserap bekerja di sejumlah perusahaan di Morowali dan Morut.

Melalui program BERANI Cerdas maka mulai tahun ini pemerintah provinsi menanggung biaya praktek kerja industri (prakerin) dan uji kompetensi bagi siswa SMK yang akan lulus.

Terkait hal itu maka gubernur meminta perusahaan agar jangan pernah menolak jika ada SMK yang mengajukan permohonan praktek kerja industri (prakerin) maupun menerima pekerja lulusan SMK yang sudah mengantongi sertifikat uji kompetensi.

“Tolong diterima kalau mereka selesai dan kalau mereka praktek,” pesannya.

Lewat pertemuan ini diharapkan menjadi titik awal sinergitas pemerintah provinsi dengan korporasi tambang dalam menulis sejarah baru, dari ‘Sulteng negeri seribu tambang’ menjadi ‘Sulteng negeri seribu kesejahteraan’

“Saya ingin punya satu visi yang sama agar kehadiran perusahaan bisa bermanfaat bagi bangsa dan daerah, utamanya rakyat Sulawesi Tengah,” pungkasnya dengan penuh harapan.

Pertemuan antara lain dihadiri Wagub dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes, Staf Ahli Gubernur Bidang SDM dan Pengembangan Kawasan Ihsan Basir, S.H.,LL.M, Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulteng Drs. Arnold Firdaus, M.T.P, Kadis Pendidikan Yudiawati V. Windarrusliana, SKM, M.Kes, Kadis Penanaman Modal dan PTSP Moh. Rifani Pakamundi, S.Sos, M.Si dan Plt Kadis Perindag Mira Yuliastuti, S.T., M.P dan para pengawas tenaga kerja.

Dari pihak perusahaan nampak perwakilan IMIP, GNI, Hengjaya Mineralindo, Wanxiang dan MSS.**

sumber; biro adpim/editor; YLB

1.994 Jamaah Haji Sulteng 2025 Bersama Maskapai Sriwijaya Air
  • Uncategorized

1.994 Jamaah Haji Sulteng 2025 Bersama Maskapai Sriwijaya Air

Adm Red. April 29, 2025

Palu, trustsulteng – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah resmi memperpanjang kerjasama dengan maskapai PT Sriwijaya Air untuk transportasi udara calon jamaah haji tahun 1446 Hijriah atau 2025 Masehi.

Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian antara Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Drs. Awaludin, MM dan Chief Executive Officer (CEO) Sriwijaya Air, Freeman Fang, di ruang kerja Asisten Pemerintahan dan Kesra, pada Senin 28 April 2025.

Dalam perjanjian tersebut, PT.Sriwijaya Air akan melayani penerbangan pulang-pergi (PP) dari Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu menuju Bandara Sultan Aji Sulaiman Sepinggan Balikpapan.

Acara penandatanganan turut dihadiri Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Muchsin Pakaya, SE, M.Si, serta Kepala Bagian Pengelolaan Pengadaan Barang Dr. Ir. Fahrudin, ST, M.Si.

Mewakili Gubernur Sulawesi Tengah, Asisten Pemerintahan dan Kesra Dr. Fahrudin Yambas, M.Si, mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada PT. Sriwijaya Air atas pelayanan prima kepada jamaah haji Sulteng pada tahun 2024 lalu.

“Kami berharap kualitas layanan yang sudah sangat baik ini bisa dipertahankan, bahkan ditingkatkan untuk musim haji 2025. Komunikasi intensif tetap perlu dilakukan untuk mengantisipasi kendala di lapangan,”ujarnya.

Tahun ini, kloter pertama (BPN-7) Sulawesi Tengah akan berangkat dari Palu menuju Balikpapan pada tanggal 16 Mei 2025, diikuti oleh 5 kloter keberangkatan lainnya. Total ada 1.994 calon jamaah haji Sulawesi Tengah yang akan diberangkatkan.

Sebagai penutup rangkaian acara, Pemerintah Provinsi Sulteng dan manajemen Sriwijaya Air saling bertukar cinderamata sebagai simbol kemitraan yang erat dan berkelanjutan.**

sumber: biro adpim

Posts pagination

Previous 1 … 18 19 20 21 22 23 24 … 223 Next

Recent Posts

  • Penyediaan Tanah Pembangunan SPPG Dievaluasi, Sekprov Soroti Kendala Koordinasi dan Akses Informasi
  • Kebijakan Bupati ‘IBAS’ Bebaskan Pajak dan Retribusi
  • Sepak Bola ‘Dangdut Nambaso’ Warnai Perayaan HUT RI di Sulteng
  • Wagub Reny Buka Sekolah Rakyat Tadulako ‘Nambaso’
  • Gubernur AH Kagumi Yelyel Paskibraka
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Email
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Email
Copyright © COMINDO MEDIA PERKASA | DarkNews by AF themes.